Halaman
83
Bahasa, Dialek, dan Tradisi Lisan
Bab
3
Sumber:
www.indahnesia.com
, 2006
Dalam bab ini, Anda akan mempelajari tentang bahasa, dialek, dan
tradisi lisan. Pembahasan bahasa telah disinggung dalam bab lalu yang
dikaitkan dengan proses dinamika dan pewarisan budaya. Dalam bab ini
kajian lebih terfokus kepada bahasa dalam perspektif budaya secara umum,
akan dijelaskan juga mengenai beberapa ciri bahasa lisan. Sub bahasan
lainnya mengkaji perkembangan bahasa Austronesia yang menjadi cikal
bakal bahasa Indonesia yang sehari-hari digunakan. Bab ini akan ditutup
dengan pembahasan tentang beberapa penyebab kepunahan bahasa yang
menyadarkan orang akan adanya ancaman kepunahan bahasa, dialek, dan
tradisi lisan.
Beberapa hal yang penting dicermati adalah penggunaan konsep tradisi
lisan dan folklor yang diuraikan dalam bab ini. Perlu dipahami bahwa
istilah folklor memiliki pengertian lebih luas dari tradisi lisan, meskipun
kedua istilah tersebut seringkali digunakan untuk menunjuk maksud yang
sama. Ruang lingkup folklor lebih luas dari tradisi lisan. Hal ini semata-mata
dimaksudkan agar siswa mendapatkan pemahaman yang lebih luas serta
tergugah untuk mengapresiasi tradisi lisan atau folklor tersebut. Namun,
sebelum membahas tentang folklor atau tradisi lisan dan berbagai bahasan
penting lainnya, terlebih dahulu akan dipelajari perihal penggunaan bahasa
dan dialek dalam kehidupan sehari-hari.
bahasa, dialek, legenda, austronesia, polinesia,
lingua franca
,
genocide
Kata Kunci
Setelah mempelajari bab ini, siswa mampu mem
ahami keragaman bahasa, dialek dan tradisi lisan
serta menunjukkan sikap kepedulian terhadap bahasa, dialek dan tradisi lisan di Indonesia.
Apa Manfaatnya Bagiku?
A. Penggunaan Bahasa
dan Dialek dalam Masyarakat
B. Pengaruh Bahasa dan Dialek
terhadap Masyarakat
C. Folklor (Tradisi Lisan)
D. Contoh Folklor Lisan
di Indonesia
E. Karakteristik Bahasa
di Indonesia
F. Kepedulian terhadap Bahasa,
Dialek, dan Tradisi Lisan
Pada umumnya kelompok etnik memiliki bahasa berikut dialek
tersendiri, begitu juga dengan kelompok etnik Batak.
84
Antropologi: Mengungkap Keragaman Budaya untuk Kelas XI
Penggunaan Bahasa dan Dialek
dalam Masyarakat
Kehidupan bermasyarakat tidak akan lepas dari peranan bahasa
yang digunakan oleh anggota-anggotanya. Bahasa sendiri banyak
ragamnya, terkait dengan bermacam-macam kebudayaan yang
dimiliki oleh masyarakat. Indonesia adalah bangsa yang kaya. Kaya
akan populasi penduduk, kaya sumber daya alam, juga kaya akan
berbagai macam budaya daerah termasuk unsur bahasa di dalamnya.
Setidaknya tercatat ada 400–700 lebih bahasa daerah di Indonesia.
Hal ini baru bahasa daerah saja, belum memperhitungkan ragam
dialek dan tingkatan bahasa.
Gambar 3.1
Rapat
Bahasa merupakan alat untuk berinteraksi
dan berkomunikasi, seperti halnya dalam
rapat.
Sumber:
Tempo,
1 Maret 1999
Bahasa merupakan sarana yang digunakan manusia untuk
mewaris
kan kebudayaan kepada generasi berikutnya. Tanpa
bahasa, kebudayaan akan sulit diterjemahkan dan diterima oleh
generasi penerus karenanya bahasa bersifat simbolis. Hal tersebut
mengandung arti bahwa melalui bahasa, suatu perkataan dapat
melambangkan arti apapun, meskipun hal atau benda yang di-
lambang
kan oleh kata tersebut tidak ada. Kebudayaan sendiri
merupakan proses hasil belajar, di mana bahasa berperan vital
di dalamnya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa bahasa
memiliki peran sebagai cara atau alat bagi orangtua dalam mewaris-
kan kebudayaan dan bagi anak sebagai cara atau alat untuk mem-
pelajari kebudayaan tersebut.
Menurut
William A. Haviland
,
bahasa adalah suatu sistem
bunyi yang jika digabungkan menurut aturan tertentu menimbulkan
arti, yang dapat ditangkap oleh semua orang yang berbicara dalam
bahasa itu. Perlu dipahami bahwa bahasa bukanlah satu-satunya
alat untuk berkomunikasi. Cara lain tersebut adalah para bahasa dan
kinesika. Para bahasa adalah sistem bunyi yang menyertai bahasa,
sedangkan kinesika adalah sistem gerakan tubuh yang digunakan
untuk menyampaikan pesan. Namun, pem bahasan ini hanya akan
mengurai mengenai bahasa saja.
Bahasa memiliki ragam bentuk sejalan dengan beranekanya
kebudayaan yang dimiliki oleh manusia. Melihat keragaman bahasa,
terkadang terbesit pertanyaan bagaimana caranya komunikasi dapat
Indonesia adalah bangsa yang kaya
akan bahasa dan dialek. Akan tetapi,
banyak di antara rakyatnya, terutama
yang hidup di perkotaan enggan
mengajarkan bahasa dan dialek
lokal sebagai bahasa ibu. Menurut
Anda, upaya apa saja yang perlu
dilakukan untuk "mengerem" indikasi
kepunahan bahasa daerah tersebut?
Peduli
A
Bahasa, Dialek, dan Tradisi Lisan
85
terjadi antara anggota masyarakat yang satu dan masyarakat lain
memiliki y
ang perbedaan bahasa. Namun, masalah tersebut tidak
menjadi kendala bagi bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia telah
memiliki
lingua franca
(bahasa pengantar), yaitu bahasa Melayu.
Berbagai bahasa yang ada di Indonesia jika ditelusuri asalnya hampir
semua berasal dari satu bahasa, yaitu bahasa Melayu.
Secara resmi, bahasa Melayu ditetapkan sebagai bahasa
pemersatu dan berganti nama menjadi bahasa Indonesia sejak
Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928. Keputusan untuk menetap-
kan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu merupa kan langkah
yang tepat bagi bangsa Indonesia. Hal tersebut diper kuat oleh
pendapat dari Tim
Lembaga Research Kebudayaan Masyarakat
. Mereka
menuliskan bahwa bahasa Indonesia merupakan alat komunikasi
sosial yang digunakan dalam kontak singkat yang unsur-unsurnya
diambil dari beberapa bahasa yang berlainan tata bahasa dan
kosakatanya serta dibuat sesederhana mungkin.
Bahasa sebagai sarana dan prasarana pendukung budaya
berkembang sejalan dengan perkembangan budaya bangsa pemilik-
nya. Hal tersebut mengandung pengertian bahwa perkem bangan
bahasa sejalan pula dengan perkembangan ilmu dan teknologi.
Bahasa dapat digolongkan sebagai akar budaya bangsa karena
berkaitan dengan pola pikir bangsa. Produk budaya tidak akan
terwujud tanpa adanya bahasa yang menjadi sarana atau prasarana
pendukungnya.
Bahasa merupakan simbol yang digunakan manusia dalam
bermasyarakat dan berinteraksi. Kemampuan manusia berbahasa
juga membedakan manusia itu sendiri dengan hewan karena
kemampuan tersebut lahir dari hasil penalaran akal pikiran manusia.
Hewan hanya memiliki
insting
atau naluri saja. Manusia memiliki
akal pikiran yang melahirkan kebudayaan melalui bahasa.
Bahasa yang ada di masyarakat dapat digolongkan menjadi dua
golongan, yaitu sebagai berikut.
1. Berdasarkan pemakaiannya
Bisa dilihat dari, untuk apa, dan siapa yang menggunakannya.
Contohnya, ragam sastra yang digunakan oleh para sastrawan
yang mengedepankan rasa estetika yang tinggi dan ragam militer
yang digunakan oleh kalangan militer yang sifatnya singkat dan
tegas.
2. Tingkat keformalan
Tingkat keformalan bahasa terdiri atas beberapa macam, yaitu
ragam baku, ragam resmi, ragam konsultatif, ragam santai, dan
intimate
(akrab).
Bahasa memiliki dua bentuk, yaitu bahasa tulis dan bahasa
lisan. Bahasa tulis digunakan dengan menggunakan media tulisan.
Adapun bahasa lisan menggunakan cara berkomunikasi langsung
secara lisan. Biasanya, orang yang diajak berbahasa lisan berada di
hadapannya.
Bahasa tulis menggunakan media tulis yang tidak terikat
dengan ruang dan waktu sampai kepada sasaran secara visual.
Kejelasan maksud kalimat, yaitu fungsi gramatikal, seperti subjek,
predikat, dan objek serta hubungan di antara fungsi tersebut harus
nyata. Pemilihan kata, pembentukan kata, dan pembuatan kalimat
yang tidak cermat akan mengakibatkan nalar yang terkandung
dalam kalimat terganggu. Penggunaan tanda-tanda baca juga harus
diperhatikan untuk memberikan kemudahan si pembaca dalam
menangkap bahasa dengan baik dan benar.
Carilah sebuah cerita rakyat
atau legenda dari daerah Anda.
Ceritakanlah kembali dengan bahasa
Anda sendiri. Hasilnya pajanglah pada
mading sekolah.
Asah Ilmu
Gambar 3.2
Diskusi
Melalui bahasa yang dipraktikkan dalam
diskusi, orang dalam setiap kebudayaan
dapat berbagi pengalaman, keprihatinan,
dan kepercayaannya dari masa ke masa
dan lintas generasi.
Sumber:
www.hampapua.org,
2006
86
Antropologi: Mengungkap Keragaman Budaya untuk Kelas XI
Sumber:
Mata Baca,
November 2002
Bahasa lisan diungkapkan melalui media lisan, yang terikat
dengan ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapannya dapat
membantu pemahaman. Bahasa lisan dalam perwujudannya sering
dibantu dengan isyarat, mimik, gerak-gerik anggota tubuh, dan
intonasi ucapan. Hal tersebut ditujukan untuk mendukung maksud
kalimat-kalimat yang diucapkan. Walaupun kalimat yang diucapkan
berupa kalimat-kalimat yang tidak sempurna, kemungkinan besar
lawan bicara akan mudah memahami maksud dari kalimat yang
diucapkan.
Secara terperinci, ciri-ciri dari bahasa lisan yaitu sebagai
berikut.
1. Kalimatnya pendek-pendek.
2. Sering terputus-putus.
3. Sahut-menyahut berganti-ganti.
4. Lagu kalimat berbeda-beda menurut situasi.
5. Kadang-kadang dipergunakan dialog yang tidak akan di benar-
kan dalam uraian biasa.
Bahasa lisan sering berpadu dengan ragam dialek. Ragam
dialek adalah ragam yang berkaitan dengan daerah pemakai bahasa.
Penggunaan dialek dilakukan dalam suasana penggunaan bahasa
tidak resmi atau santai. Bahasa lisan yang mengandung dialek
dipakai dalam percakapan-percakapan yang tidak resmi, misalnya
percakapan pada waktu istirahat, menonton pertandingan sepakbola,
fi
lm, wayang, dan antaranggota keluarga di rumah. Dialek adalah
varian-varian sebuah bahasa yang sama. Varian-varian ini berbeda
satu sama lain, tetapi masih banyak menunjukkan kemiripan satu
sama lain sehingga belum pantas disebut bahasa-bahasa yang
berbeda.
Cari pengertian bahasa dilihat dari
ragam baku, ragam resmi, ragam
konsultatif, ragam santai, dan
intimate
(akrab).
Aktif dan Kreatif
Bahasa tulis sangat menunjang proses pewarisan kebudayaan.
Melalui bahasa tulis sebuah nilai budaya tersimpan lebih lama.
Bahkan, beberapa peradaban yang mashur di dunia, seperti Babilonia,
Mesir, Cina, dan Hindustan dapat dilacak dari peninggalan bahasa
tulis mereka. Di Indonesia, beberapa suku bangsa telah mengenal
tulisan yang banyak dipengaruhi oleh tulisan Palawa, Sanskerta,
dan Arab. Beberapa di antaranya ialah Aksara Jawa, Aksara Sunda,
Makassar, Ternate Tidore, dan Bali.
Gambar 3.3
Buku
Buku merupakan media komunikasi
melalui bahasa tulis. Beberapa peradaban
yang mashur di dunia, seperti Babilonia,
Mesir
, Cina, dan Hindustan dapat dilacak
dari peninggalan bahasa tulis mereka.
Senangkah Anda membaca buku
?
Bahasa, Dialek, dan Tradisi Lisan
87
Secara etimologis, istilah dialek berasal dari kata
dialektos
dalam
bahasa Yunani. Padanannya dalam bahasa Indonesia adalah logat.
Kata serapan logat pun bersumber dari bahasa Arab, yaitu
lughah
yang artinya denotasi bahasa.
Sebagai cabang subdisiplin linguistik terutama
sosiolinguistik
,
dialektologi
mengkaji variasi-variasi bahasa atau dialek-dialek
terutama dialek geogra
fi
atau dialek regional yang bersendikan
pada fonetik/fonemik atau fonologi beserta formologi (kosakata,
kata
leksikel
atau
leksem
). Interdisiplin
morfofonemik
itu menghasilkan
pembuatan atlas/peta dialek yang di dalamnya tercantum batas-
batas wilayah dialek, yaitu isoglos-isoglos.
Metode penelitian dialektologi menggunakan:
1.
enquete
dalam proses menghimpun data tertulis yang bersifat
umum;
2. rekaman informan-informan yang berfungsi sebagai data lisan
yang bersifat khusus;
3. metode perbandingan pada kosakata sebagai interdisiplin
dengan linguistik sejarah dan perbandingan.
Menurut pandangan sosiolinguistik, bermacam ragam atau
variasi bahasa terdapat dalam masyarakat bahasa. Terapan dikotomi
menghasilkan pembagian dialek sosial dan dialek geogra
fi
s.
Dialek sosial ditentukan oleh landasan status/kelas sosial,
jabatan/profesi serta golongan para penuturnya. Sebaliknya, dialek
geogra
fi
s berdasarkan wilayah atau permukiman para penuturnya.
Dialek geogra
fi
inilah yang sesungguhnya menjadi objek telaah
dialektologi.
Dialek atau ujaran yang diucapkan oleh orang-orang dari
pedalaman
(rural speech)
sebagai golongan bukan terpelajar. Dialek
memiliki tipe
arkais
, sifat
konservatif
yang hampir tidak terdapat dalam
bahasa baku. Padahal bahasa standar yang dijadikan bahasa nasional
sesungguhnya dari dialek yang didukung oleh faktor kesusastraan,
ekonomi, dan politik. Pandangan ortodoks itu mulai pudar dan tidak
lagi menjadi rujukan.
Dialek dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai berikut.
1. Dialek regional, yaitu dialek yang ciri-cirinya dibatasi oleh
tempat, misalnya dialek Melayu Menado dan Banyumas.
2. Dialek sosial, yaitu dialek yang dipakai oleh kelompok tertentu
misalnya dialek yang digunakan oleh wanita Jepang.
3. Dialek temporal, yaitu dialek dari bahasa-bahasa yang berbeda-
beda dari waktu ke waktu misalnya Melayu Kuno dan Melayu
Klasik.
4. Dialek tinggi, yaitu variasi sosial atau regional struktur bahasa
yang diterima sebagai standar bahasa itu dan dianggap lebih
tinggi.
Dialek berpadu dengan bahasa dalam percakapan-percakapan
santai. Jenis dialek yang digunakan erat kaitannya dengan letak
geogra
fi
s daerah itu sendiri. Sebagai contoh, di Yogyakarta meng-
gunakan bahasa Jawa dengan dialek Yogya. Adapun penduduk
di Jawa Barat, dalam percakapan-percakapan santainya, mereka
meng gunakan bahasa ibu yaitu bahasa Sunda dengan dialek Sunda
Priangan atau Cianjuran. Dengan demikian, dialek kedaerah-
an digunakan masyarakat dalam keseharian terutama dalam
percakapan-percakapan santai. Masyarakat yang sering meng-
gunakan bahasa dan dialek daerah adalah kaum pedagang dan
pembeli di pasar serta kalangan sekolah.
Sebagai siswa yang belajar
Antropologi, dapatkah Anda
menentukan batas wilayah
dialek yang Anda gunakan, serta
berbatasan dengan dialek apa
sajakah dialek Anda?
Asah Ilmu
Gambar 3.4
Pasar
Pasar merupakan salah satu tempat dialek
yang dipraktikkan dan dipelajari secara
langsung (
learning by doing
) melalui
berbagai transaksi jual beli.
Sumber:
www.eastjava.com,
2006
88
Antropologi: Mengungkap Keragaman Budaya untuk Kelas XI
Keadaan yang berbeda akan dijumpai jika terjadi pertemuan
antara orang Jawa dan orang Sunda. Mereka akan meng gunakan
bahasa Indonesia dengan dialek daerah masing-masing. Dialek yang
berbeda tidak akan menjadi kendala selama setiap daerah meng-
gunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu.
Percakapan-percakapan santai antarsuku bangsa yang berbeda
akan berbeda pula dalam bahasanya, umumnya terjadi di daerah
perkotaan. Di daerah perkotaan terdapat masyarakat majemuk, yang
berasal dari berbagai daerah yang berbeda-beda. Misalnya, di Jakarta
yang menggunakan bahasa Melayu dengan dialek Melayu. Menurut
Muhadjir
, dialek Jakarta sendiri merupakan dialek Portugis yang
kemudian diganti menjadi dialek Melayu. Bahasa Jakarta dengan
dialek Melayu mengandung unsur-unsur Bali, Jawa, Sunda, Cina,
Arab, Portugis, Belanda, dan Inggris.
Berdasarkan uraian tersebut, Jakarta sebagai tempat pertemuan
berbagai suku bangsa yang memiliki beragam kebudayaan serta
bahasa dan dialek, telah memberi sentuhan dalam dialek Jakarta.
Perpaduan tersebut merupakan hal yang wajar karena umumnya,
bahasa di Indonesia memiliki induk bahasa yang sama, yaitu Melayu.
Namun, perpaduan ini juga memberi bentuk tersendiri dalam bahasa
Melayu Jakarta.
Keragaman etnis yang ada
di sekitar kita membuat beraneka
ragam bahasa dan dialek yang
masuk dalam kosakata bahasa
Indonesia. Buatlah daftar kata
dari bahasa dan dialek lokal yang
masuk ke dalam bahasa Indonesia.
Presentasikan kosakata dari bahasa
dan dialek yang Anda dapat, di
depan teman kelas Anda secara
bergiliran.
Peduli
Gambar 3.5
Lenong
Lenong Betawi menjadi salah satu sarana
pewarisan dialek Jakarta.
Sumber:
www.google.com
Dialek Jakarta, sangat kentara dalam percakapan-percakapan santai
para remaja Jakarta. Banyak istilah b
aru yang tidak biasa digunakan
di perkenalkan oleh mereka. Contoh istilah-istilah tidak biasa
tersebut di antaranya
ada deh
,
nih ye
,
cewek
(perempuan) atau
cowok
(laki-laki),
lu
(kamu),
gue
(saya), dan
trendi
. Ada pula istilah-istilah
yang menghilangkan awalan me (N-) pada kata kerja bentuk meN
(= nasal), seperti
nonton
,
ngopi
,
ngapain
,
ngliatin
, dan
nabrak
. Ada juga
istilah-istilah yang dipakai oleh para remaja kadang-kadang tidak
tahan lama dan hilang dari pemakaian, yaitu kata-kata seperti
asoi
,
e ketemu lagi
,
lo kok tahu
,
doi
(pacar), dan
ga janji deh
.
Bahasa selalu berkembang setiap waktu, seperti juga dalam bahasa
Melayu Jakarta, terutama yang digunakan para remaja. Hal tersebut
dapat dilihat dari banyaknya istilah baru yang menggantikan istilah-
istilah lama. Ist
ilah-istilah tersebut lazim disebut bahasa gaul. Bahasa
gaul dianggap memiliki
prestise tinggi k
arena banyak dipakai oleh
kalangan selebritis. Akibatnya, orang-orang yang mampu berbahasa
gaul mengangga
p diri mod
ern. Misalnya,
ember
(memang),
gilingan
(gila),
sindang
(sini),
cucok
(cocok), dan
akika
(aku).
Bahasa, Dialek, dan Tradisi Lisan
89
Bahasa M
elayu Jakarta tidak hanya digunakan oleh anak-anak
muda Jakarta, tetapi relatif diikuti oleh remaja di luar Jakarta.
Kadang-kadang istilah-istilah tersebut dianggap bahasa orang yang
sudah modern atau maju sehingga memberikan nilai kebanggaan
ter sendiri. Oleh karena itu, daerah yang berbatasan langsung dengan
daerah Jakarta, seperti Bogor, Bekasi, dan Tangerang, para remaja nya
banyak yang mengadopsi kata-kata atau istilah-istilah dalam bahasa
Jakarta dengan dialek Jakarta pula.
Tidak menutup kemungkinan penyebab bahasa Jakarta juga
akan menyentuh daerah perdesaan. Hal tersebut didukung oleh
semakin meningkatnya urbanisasi. Mereka yang pergi kemudian
tinggal di kota bahkan memiliki mata pencarian di kota, ketika suatu
saat kembali ke desa bahasa dan dialek Jakarta akan dibawa. Hal
tersebut juga dipicu anggapan bahwa bahasa dan dialek Jakarta
memiliki nilai kebanggaan
yang tinggi.
Gambar 3.6
Belajar Bersama
Para pelajar cenderung menggunakan
bahasa gaul sebagai dialek sosial.
Sumber:
Dokumentasi Penerbit
Setelah mempelajari uraian tentang berbagai bahasa dan dialek tersebut, buatlah sebuah
kelompok yang terdiri atas 4–8 orang, terdiri atas
jenis kelamin yang berbeda, berbeda
agama, suku, ataupun ras. Kemudian diskusikanlah sebuah tema mengenai ancaman
kepunahan bahasa dan dialek lokal. Carilah referensi tambahan dari buku, koran,
majalah, atau situs internet. Presentasikan hasilnya di
depan kelas. Guru mengamati
dan memberi nilai.
Bedah Budaya
•
Lingua franca
• Para bahasa
• Sosio linguistik
• Dialektos
•
Enquete
Jejak Kata
90
Antropologi: Mengungkap Keragaman Budaya untuk Kelas XI
B
Pengaruh Bahasa dan Dialek
terhadap Masyarakat
Manusia mengenal bahasa dan dialek sejak ia dilahirkan.
Semula
hanya isyarat, mimik muka, atau gerak tubuh yang melambangkan
istilah-istilah yang sederhana. Seperti larangan jangan menangis
dengan gerakan menepuk-nepuk kedua belah tangan, mengajak
bercanda sampai bayi itu tertawa, dan mengajak bernyanyi. Ketika
usia mendekati satu tahun, manusia mulai belajar melafalkan kata-
kata sederhana, seperti ayah, ibu, makan, dan minum.
Anak prasekolah banyak memperoleh pengetahuan berbahasa
hanya dari lingkungan terdekatnya, tetapi setelah memasuki sekolah
anak akan mendapat bahasa dan dialek yang baru untuk ber-
komunikasi. Ketika di rumah, anak hanya menggunakan bahasa
ibunya, namun di luar rumah ia belajar bahasa yang lainnya. Semakin
kuat pengaruh berbahasa daerah akan menjadikan kemampuan
bahasa mengerucut pada satu bahasa tertentu. Keadaan seperti ini
banyak terjadi di daerah perdesaan, yang bahasa ibu sangat kuat.
Sumber:
Femina,
Mei 2006
Gambar 3.7
Keluarga
Anak memperoleh pelajaran pertama
tentang bahasa dan kebudayaan pada
umumnya melalui keluarga.
Lingkungan merupakan faktor penentu dalam kebiasaan hidup
manusia. Manusia akan selalu beradaptasi dengan lingkungannya.
Contohnya, keluarga Batak yang sudah bertahun-tahun tinggal
di lingkungan Yogyakarta akan menyukai masakan Yogya yang
relatif lebih manis karena mereka terbiasa hidup dengan masakan
yang manis itu. Orang yang berasal dari daerah lain atau pendatang
memiliki kecenderungan untuk beradaptasi yang tinggi dengan
lingkungan barunya kalau ingin diterima. Hal tersebut dilakukan
untuk memperoleh pengakuan dari masyarakat setempat. Dengan
beradaptasi, para pendatang dapat mengidenti
fi
kasi diri sehingga
mereka mampu memperlihatkan bahwa mereka sama dengan
masyarakat sekitarnya yang menerima mereka sebagai masyarakat
setempat. Salah satu cara untuk mengidenti
fi
kasikan diri agar
diterima oleh masyarakat pribumi dengan mempelajari dan belajar
menggunakan bahasa dalam kehidupan sehari-sehari terutama
dalam berkomunikasi dengan pribumi.
Selain penggunaan bahasa daerahnya dan bahasa Indonesia,
seorang anak sekolah dihadapkan pada penggunaan bahasa Inggris.
Mengingat zaman yang demikian cepat berubah dan arus globalisasi
tak dapat dibendung lagi, bahasa Inggris menjadi bahasa yang
penting, semua hal yang berbau teknologi hampir selalu disuguhkan
dalam pengantar bahasa Inggris. Belum lagi kebiasaan bangsa
Indonesia yang selalu menganggap hal yang dari luar itu unggul.
Berbagai faktor tersebut membuat penggunaan bahasa Inggris dirasa
penting. Penguasaan bahasa lain akan meluaskan cakrawala berpikir
yang semakin terbuka. Bahasa memiliki peranan yang begitu penting,
untuk memberikan informasi atau pengetahuan tentang kemajuan
suatu hal.
Bahasa pun mengalami modifikasi terutama dilakukan oleh
generasi muda s
ehingga ada perbedaaan bahasa secara tulis dengan
dialog yang dilakukan sehari-hari antarmereka. Kadangkala bahasa
yang me reka gunakan hanya dimengerti oleh mereka sendiri.
Masyarakat sekarang dibuat bingung dengan penggunaan bahasa
yang baru mereka kenal sebagai bahasa gaul. Kebe ra gaman bahasa
semakin bertambah sehingga sampai-sampai terjadi percampuran
Carilah pengaruh bahasa dan dialek
yang ada di lingkungan sekitar Anda
dan tukarlah informasi yang Anda
dapatkan dengan teman-teman
lainnya dan buatlah sebuah ilustrasi
kecil tentang pengaruhnya di depan
kelas.
Aktif dan Kreatif
Bahasa, Dialek, dan Tradisi Lisan
91
dialek dengan bahasa gaul yang di lakukan oleh masyarakat. Hal
tersebut dikatakan sebagai bahasa modern dengan tujuan untuk
memper singkat percakapan.
Gambar 3.8
Berbincang
Bahasa gaul merupakan bahasa yang
sudah akrab dengan generasi muda.
Sumber:
Kawanku,
20 Oktober 2002
Dari sisi yang lain, hal tersebut telah merusak struktur tata-
bahasa Indonesia yang baku. Bahasa yang beranekaragam yang ada
di daerah hampir relatif terjaga, namun ketika berbagai informasi
masuk ke daerah, lambat laun bahasa daerah pun mulai terpengaruh
oleh penggunaan bahasa tersebut. Tidak aneh kalau sering terjadi
penggunaan dialog lokal dicampur dengan peng gunaan bahasa
gaul.
Bahasa dan dialek harus senantiasa dilestarikan. Sebagaimana
unsur budaya yang lain, bahasa dan dialek selalu berubah. Ada
bahasa dan dialek yang punah atau hilang karena ditinggalkan
penuturnya. Ada juga dialek dan bahasa yang berkembang semakin
kompleks dengan diterima pengaruh dari bahasa lain. Perkembangan
dan kelestarian yang terjadi pada bahasa dan dialek merupakan
khasanah bahasa dan budaya Indonesia yang kompleks.
Setelah mempelajari uraian tentang berbagai bahasa dan dialek tersebut, buatlah sebuah
kelompok yang terdiri atas 4–8 orang, terdiri atas jenis kelamin yang berbeda, berbeda
agama, suku, ataupun ras. Kemudian, diskusikanlah sebuah tema mengenai bahasa dan
dialek lokal pada budaya daerah tempat Anda tinggal. Carilah referensi tambahan dari
buku, koran, majalah, atau situs internet. Presentasikan hasilnya di depan kelas. Guru
mengamati dan memberi nilai.
Bedah Budaya
• Lingkungan
• Bahasa gaul
• Dialog lokal
• Dialek
Jejak Kata
92
Antropologi: Mengungkap Keragaman Budaya untuk Kelas XI
Bagian ini merujuk secara langsung dari buku
Folklor Indonesia
karya
James Danandjaja
. Pemahaman mengenai folklor sangat
diperlukan sebelum seseorang membahas mengenai tradisi lisan.
Konsep folklor sangat berkaitan erat dengan tradisi lisan, bahkan
sering dipersamakan pengertiannya dengan tradisi lisan. Hal tersebut
tampak dalam ciri utama pengenal folklor yang diajukan oleh James
Danandjaja sebagai berikut.
1. Penyebaran dan pewarisannya biasanya dilakukan secara lisan,
melalui tutur kata dari mulut ke mulut atau dengan suatu contoh
yang disertai gerak isyarat, dan alat pembantu, yang dilakukan
secara lintas generasi.
2. Folklor bersifat tradisional, artinya disebarkan dalam bentuk
relatif tetap atau mengikuti pakem tertentu dalam waktu yang
lama.
3. Folklor ada dalam berbagai versi.
4. Folklor bersifat anonim atau penciptanya tidak dikenali.
5. Folklor biasanya memiliki bentuk berpola.
6. Folklor memiliki manfaat dalam kehidupan bersama suatu
kelompok. Cerita rakyat misalnya bermanfaat sebagai sarana
pendidikan, pelipur lara, protes sosial, dan proyeksi keinginan
terpendam.
7. Folklor bersifat pralogis atau memiliki logika tersendiri.
8. Folklor menjadi milik bersama dari kelompok masyarakat
tertentu.
9. Folklor pada umumnya bersifat polos dan lugu sehingga ter lihat
kasar dan spontan.
Secara garis besar, folklor dapat dibedakan ke dalam tiga
kategori, yaitu sebagai berikut.
1. Folklor Lisan (
Verbal Folklore
)
Folklor lisan merupakan folklor yang bentuknya murni lisan.
Folklor lisan mencakup beberapa bentuk di antaranya:
a. bahasa rakyat (
folk speech
), seperti logat, julukan, pangkat
tradisional, dan gelar kebangsawanan;
b. ungkapan tradisional, seperti peribahasa, pepatah, dan pemeo;
c. pertanyaan tradisional, seperti teka-teki;
d. puisi rakyat, seperti pantun, gurindam, dan syair;
e. cerita prosa rakyat, seperti mite, legenda, dan dongeng;
f. nyanyian rakyat.
2. Folklor Setengah Lisan (
Partly Verbal Folklore
)
Folklor setengah lisan merupakan folklor yang terdiri atas
campuran unsur lisan dan unsur bukan lisan. Contohnya keper cayaan
rakyat tentang tahayul yang terdiri atas pernyataan yang bersifat lisan
ditambah dengan gerak isyarat yang dianggap mem punyai makna
gaib. Bawang putih bagi orang Jawa misalnya, dianggap mencegah
seseorang dari gangguan hantu. Demikian juga benda lain yang
dianggap berkhasiat untuk melindungi diri atau dapat membawa
rezeki, seperti batu-batu permata tertentu. Bentuk-bentuk folklor
yang tergolong dalam kelompok besar ini, selain kepercayaan rakyat
adalah permainan rakyat, teater rakyat, tari rakyat, adat istiadat,
upacara, atau pesta rakyat.
James Danandjaja
adalah guru
besar Antropologi Universitas
Indonesia. Beberapa karyanya
An Annotated Bibliography of
Javanese Folklore
,
Kebudayaan
Petani Desa Trunyan di Bali
,
Pantomim Suci Betara Berutuk dari
Trunyan Bali
,
Upacara Lingkaran
Hidup di Trunyan Bali
,
Antropologi
Psikologi
,
Humor Mahasiswa
,
Folklore Indonesia
dan masih
banyak karya lainnya.
Sumber:
Folklore Indonesia
, 2002
Tokoh
Antropologi
C
Folklor (Tradisi Lisan)
Bahasa, Dialek, dan Tradisi Lisan
93
3. Folklor Bukan Lisan (
Nonverbal Folklore
)
Folklor bukan lisan merupakan folklor yang bentuknya bukan
lisan meskipun cara pembuatannya diajarkan secara lisan. Kategori
ini dapat dibagi menjadi dua, yakni benda dan bukan benda. Bentuk-
bentuk folklor yang tergolong benda antara lain: arsitektur rakyat
(bentuk rumah asli daerah, atau bentuk lumbung padi), kerajinan
tangan rakyat; pakaian dan perhiasan tubuh adat, makanan dan
minuman rakyat, dan obat-obatan tradisional. Adapun yang
termasuk bukan benda, antara lain gerak isyarat tradisional, bunyi
isyarat untuk komunikasi rakyat (kentongan tanda bahaya di Jawa),
dan musik rakyat. Demikianlah pengantar mengenai folklor tersebut
membuka wawasan seseorang tentang keragaman tradisi lisan di
Indonesia. Pembahasan berikutnya akan mengerucut kepada tradisi
lisan atau folklor lisan di Indonesia. Berikutnya hanya akan diulas
beberapa contoh folklor lisan di Indonesia.
Sumber
:
www.pikiran-rakyat.com
, 2006
Gambar 3.9
Copet
Di Y
ogyakarta,
catut
atau
tang
digunakan
para sopir untuk mengingatkan
penumpang dan polisi jika ada tukang
copet.
Penelitian folklor di Indonesia
sangat berguna bagi persatuan dan
kesatuan bangsa yang ditempuh
dengan mengetahui lebih mendalam
mengenai berbagai folklor sendiri
maupun folklor kelompok lain.
Buktikan kepedulian Anda terhadap
folklor dengan membuat daftar slang
yang terdapat di sekitar Anda.
Peduli
D
Contoh Folklor Lisan di Indonesia
1. Bahasa Rakyat
Bahasa rakyat yang termasuk bentuk folklor di antaranya logat
atau dialek bahasa-bahasa Nusantara. Misalnya logat bahasa Jawa
di Indramayu dan sebagian Karawang, merupakan bahasa Jawa
Tengah yang telah terpengaruh bahasa Sunda; atau logat bahasa
Sunda di Banten atau logat bahasa Jawa Cirebon, dan logat bahasa
Sunda Cirebon.
Bentuk lain bahasa rakyat adalah slang. Slang merupakan
kosakata dari idiom para penjahat, gelandangan, atau kelompok
khusus. Tujuan penciptaan slang adalah menyamarkan arti
bahasanya terhadap orang luar. Dewasa ini slang dalam arti khusus
itu (bahasa rahasia) disebut
cant
. Di Yogyakarta misalnya,
cant
adalah istilah-istilah rahasia yang dipergunakan kondektur atau
sopir bus untuk menyebut tukang copet sebagai catut atau tang.
Catut atau tang adalah alat untuk menjepit atau menarik benda
keras tertentu. Bagi copet diartikan sebagai tukang catut. Hal ini
disebabkan aksi pencopet mencatut uang, telepon selular dari saku
atau tas penumpang lain. Contoh dari kota yang sama dilakukan
oleh sebagian anak muda di Yogyakarta dengan mengembangkan
bahasa dagadu, yang diambil dari aksara Jawa.
Cant
khusus milik
penjahat sering juga disebut argot.
94
Antropologi: Mengungkap Keragaman Budaya untuk Kelas XI
Berikutnya adalah
shoptalk
atau bahasa para pedagang. Di
berbagai kota di Indonesia, bahasa pedagang meminjam istilah
dari bahasa Cina suku bangsa Hokian. Istilah-istilah yang dipinjam
terutama menyatakan angka, seperti
jigo
(dua puluh lima),
cepe
(seratus),
seceng
(seribu), dan
cetiau
(satu juta).
Ragam slang selanjutnya adalah
colloquial
, yakni bahasa sehari-
hari yang menyimpang dari bahasa yang wajar. Misalnya, bahasa
para mahasiswa di Jakarta yang pada dasarnya adalah bahasa Betawi
yang dimodi
fi
kasi, seperti
ajigile
(gila),
manyala bob
(sangat menarik),
dan
gense
(genit). Fungsi
colloquial
berbeda dibanding fungsi jargon.
Jargon dipergunakan para sarjana untuk meningkat kan gengsi,
sedangkan
colloquial
dipergunakan dengan tujuan untuk menambah
keakraban.
Bahasa rakyat yang lain adalah sirkumlokusi (
circumlocution
),
yaitu ungkapan tidak langsung. Misalnya, di Sunda seorang
sedang berjalan di tengah hutan, ia takkan berani menyebut istilah
maung
jika hendak menyatakan harimau, melainkan memper-
guna kan istilah lain seperti
uyut
yang sebenarnya berarti kakek
buyut. Penggunaan sirkumlokusi sebenarnya untuk meng hindari
terkaman harimau. Menurut kepercayaan orang Sunda, harimau
tidak akan menyerang mereka yang memanggilnya
uyut
. Hal ini
disebabkan, menurut logika orang Sunda di perdesaan, seorang
kakek buyut tidak akan melukai cicitnya sendiri, apalagi mem-
bunuhnya untuk dimakan.
Di pedesaan Bali, selama panen terdapat pantang untuk
mengucapkan beberapa istilah. Menurut kepercayaan setempat
pelanggaran pantangan tersebut dapat mengakibatkan gagalnya
panen. Sebagai gantinya digunakan kata-kata sirkumlokusi.
Umpamanya untuk menyebut kata "monyet" orang harus memper-
gunakan istilah "kutu dahan," sebagai ganti kata "ular" adalah istilah
"si perut panjang" dan sebagainya. Selama menanam padi penduduk
tabu mengucapkan "kerbau", apabila yang dimaksudkan adalah
ternak penarik bajak, sebagai gantinya harus mempergunakan istilah
"kutu sawah."
Bahasa rakyat yang lain adalah cara pemberian nama pada
seseorang. Di Jawa Tengah misalnya, orang Jawa tidak mempunyai
nama keluarga. Untuk memberi nama pada seorang anak, para orang
tuanya harus memperhitungkan tanggal dan hari lahirnya, sehingga
sesuai dengan nama yang akan diberikan. Orang Jawa mengganti
nama pribadinya setelah ia dewasa, dan akan menukar namanya lagi
sesuai dengan pangkat atau kedudukannya yang baru.
Di Indonesia juga terdapat kebiasaan memberi alias kepada
seseorang, selain nama pribadinya. Di antara orang Betawi alias
biasanya ada hubungan erat dengan bentuk tubuh tertentu. Umpama-
nya seorang anak dijuluki
Si Pesek
, karena bentuk hidungnya pipih.
Atau dijuluki
Si Jenong
karena dahinya sangat menonjol. Nama
alias sering kali juga diberikan kepada seorang anak dalam upacara
pembebasan seorang anak dari penganuh roh jahat. Misalnya di
Jakarta di antara suku bangsa Betawi keturunan Cina, ada anak-anak
yang dinamai
Si Picis
(sepuluh sen uang Hindia Belanda), dan
si
Gobang
(dua sen setengah) karena dalam upacara pembebasan itu si
anak telah "dijual" kepada orangtua angkatnya seharga
sepicis
atau
segobang
. Upacara "penjualan" anak ini dilakukan di Jakarta dengan
tujuan untuk memperbaiki kesehatan seorang anak karena sering
jatuh sakit.
Sumber
:
www.tempophoto.com
, 2006
Gambar 3.10
Abdi Dalem
Di Jawa Tengah, misalnya, orang Jawa
memberi nama pada seorang anak
dengan memperhitungkan tanggal dan hari
lahirnya. Orang Jawa mengganti nama
pribadinya setelah ia dewasa, sesuai
dengan pangkat atau kedudukannya.
Diskusikan bersama teman kelompok
Anda, perbedaan antara ungkapan
tradisional dan bahasa rakyat.
Rangkum hasil diskusi di buku latihan
Anda.
Diskusi
Bahasa, Dialek, dan Tradisi Lisan
95
Ganti nama sering dilakukan orang di Indonesia dengan nama
yang lebih jelek karena adanya kepercayaan bahwa nama bagus
yang telah diberikan dianggap terlalu "berat" bagi sang anak. Ia
menjadi mudah jatuh sakit, atau mengalami kecelakaan. Nama-
nama itu, misalnya di Jakarta, adalah
Si Pengki
(keranjang penyaup
sampah) dan
Si Bakul
(keranjang). Bagi orang Cina totok, suku bangsa
Haka terdapat kepercayaan bahwa jika putranya disebut dengan
nama manusia akan diganggu roh jahat, maka untuk menghindari
gangguan itu, putranya disebut dengan julukan
A ken
yang berarti
anjing.
2. Ungkapan Tradisional
Suatu ungkapan tradisional adalah milik suatu kelompok, namun
yang menguasai secara aktif hanya beberapa orang saja. Ungkapan
tradisional digolongkan menjadi dua: pewaris pasif dan pewaris
aktif. Pewaris pasif adalah pewaris folklor yang sekadar mengetahui
dan menikmati suatu bentuk folklor, namun tidak menyebarkannya
secara aktif pada orang lain. Kebanyakan orang adalah pewaris pasif,
misalkan pewaris pasif wayang golek adalah orang Sunda, pewaris
aktifnya adalah para dalang dan para ahli pewayangan di Sunda.
Keadaan yang sama berlaku bagi orang-orang yang mengetahui
peribahasa atau ungkapan tradisional lainnya, pewaris aktifnya
selalu merupakan golongan minoritas. Hal tersebut disebabkan orang
yang dapat menghafal suatu kumpulan peribahasa dari folknya
sangat sedikit, sedangkan kebanyakan orang yang lain dari folk yang
sama hanya mengetahui dan tidak dapat membawakannya secara
lengkap maupun tepat.
Ungkapan tradisional mempunyai tiga sifat dasar, (a)
peribahasa harus berupa satu kalimat ungkapan, tidak cukup
hanya berupa satu kata tradisional, seperti misalnya
busyet
atau
ajigile
(b) peribahasa ada dalam bentuk yang sudah standar,
misal nya
seperti katak yang congkak
adalah peribahasa, tetapi
seperti
kodok yang sombong
bukan peribahasa. Contoh lain adalah
seperti
Cina karam
adalah peribahasa, namun
seperti Cina kelelep
bukan
peribahasa; (c) suatu peribahasa harus mempunyai vitalitas (daya
hidup) tradisi lisan, yang dapat dibedakan dari bentuk-bentuk
klise tulisan yang berbentuk syair, iklan, reportase olahraga, dan
sebagainya. Sebagai contoh ungkapan untuk iklan di berbagai
media, seperti
Suzuki inovasi tiada henti
, dan
Orang pintar minum
tolak angin
, tidak akan menjadi folklor karena akan cepat dilupa-
kan orang, begitu tidak disiarkan di media lagi.
Peribahasa dibagi menjadi empat kelompok, yakni:
a. Peribahasa sesungguhnya (
true proverb
) adalah ungkapan
tradisional yang mempunyai sifat-sifat sebagai berikut.
1) Kalimatnya lengkap.
2) Bentuknya biasanya kurang mengalami perubahan.
3) Mengandung kebenaran atau kebijaksanaan.
Beberapa peribahasa dari golongan ini merupakan kalimat
sederhana seperti: "Di mana bumi dipijak, di situ
langit di-
junjung." Namun kebanyakan peribahasa yang se sungguh nya
merupakan lukisan yang bersifat kiasan atau ibarat. Contohnya,
lebih besar pasak daripada tiang
, meng ibarat kan orang yang
lebih besar pengeluaran dari pada peng hasilannya.
Sebagai generasi penerus,
Anda dituntut untuk melestarikan
kebudayaan. Usaha apa saja yang
Anda lakukan untuk mengemban
amanah tersebut?
Peduli
Peribahasa lama mengatakan bahwa
bahasa menunjukkan bangsa.
Ungkapan ini merupakan bagian
dari ....
a. nilai
b. etos budaya
c. pandangan hidup
d. persepsi
e. kepercayaan
Penyelesaian:
Peribahasa tersebut merupakan
bagian dari pandangan hidup
Jawaban: c
Sumber
:
EBTANAS 2000
Soal EBTANAS
96
Antropologi: Mengungkap Keragaman Budaya untuk Kelas XI
b. Peribahasa yang tidak lengkap (
proverbial phrase
), kalimatnya
juga mempunyai sifat-sifat khas, seperti berikut.
1) Kalimatnya tidak lengkap.
2) Bentuknya sering berubah.
3) Jarang mengungkapkan kebijaksanaan.
4) Biasanya bersifat kiasan.
Contoh peribahasa semacam ini yang tidak mempunyai
subjek antara lain:
Terajuk kecewa
,
tersaukkan ikan suka
,
tersaukkan batang masam
, yang mengibaratkan orang yang
mau untung saja. Contoh peribahasa semacam ini yang tidak
mempunyai kata kerja adalah:
Dari Sabang sampai Merauke
,
yang mengibaratkan kesatuan wilayah Indonesia.
c. Peribahasa perumpamaan (
proverbial comparison
) adalah
ungkapan tradisional, yang biasanya dimulai dengan kata-kata
seperti atau bagai dan lain-lain. Contohnya antara lain,
Seperti
telur di ujung tanduk
mengibaratkan suatu keadaan yang sangat
gawat;
Seperti belut pulang ke lumpur
mengibaratkan orang yang
pulang ke kampung halamannya lama sekali baru mau kembali
ke kota; atau
Bagai belut diregang
(direntang) mengibaratkan
orang yang sangat kurus.
d. Ungkapan-ungkapan yang mirip peribahasa adalah ungkapan-
ungkapan yang dipergunakan untuk penghinaan, celetukan,
atau suatu jawaban pendek, tajam, lucu, dan berupa peringatan
yang dapat menyakitkan hati. Contoh celetukan yang berasal
dari bahasa Betawi adalah
kayak monyet kena trasi
. Celetukan
dimaksudkan untuk orang yang suka jahil, jika melihat wanita
cantik sehingga membuat wanita cantik yang judes tidak senang
dan lalu mengeluarkan ungkapan itu, yang dapat membuat
laki-laki
kurang ajar
itu malu. Contoh untuk yang ketiga, yakni
peringatan yang menyakitkan hati, adalah
Ya, itu sih akal bulus
!,
berasal dari bahasa Betawi pula. Ungkapan ini dikeluarkan jika
seorang mendengar orang lain yang mem bangga kan diri karena
telah berhasil menipu kawannya sehingga ia merasa dirinya
pandai. Akal bulus berarti akal yang buruk atau licik, yang harus
mendapat celaan dan bukan pujian.
Indonesia adalah bangsa yang
kaya akan peribahasa. Akan
tetapi, banyak di antara rakyatnya,
terutama generasi muda, cenderung
mengabaikan berbagai pelajaran
mengenai peribahasa setempat.
Menurut Anda, upaya apa saja yang
perlu dilakukan untuk mengobarkan
semangat para remaja untuk
mempelajari peribahasa daerah
di sekitarnya.
Asah Ilmu
Orang Bali memiliki klasi
fi
kasi peribahasa yang mandiri.
Orang Bali membagi ungkapan tradisionalnya paling sedikit
menjadi dua kategori: (1)
sesongan
yang menyerupai peribahasa
sesungguhnya (2)
sesenggakan
yakni ungkapan pendek tepat serta
mengandung kebenaran; dan (3)
seloka
, yakni kiasan atau ibarat.
Selain itu terdapat peribahasa dari beberapa suku bangsa di
Indonesia yang menunjukkan betapa kayanya folklor Nusantara.
Di Jawa misalnya ada peribahasa yang berlatar belakang cerita
yang bersifat penjelasan terjadinya sesuatu. Salah satu peribahasa
Sunda, berbunyi:
Ngawur uyah ka sagara
(menebarkan garam ke laut),
yang berarti membantu yang tidak memerlukan atau melakukan
pekerjaan yang sia-sia. Salah satu bentuk peribahasa yang berasal
dari Minangkabau, berbunyi:
Lapuk oleh kain sehelai
. Peribahasa
ini ditujukan bagi seorang laki-laki yang menikah hanya dengan
seorang wanita. Konteks dari peri
bahasa ini berlatar dari masya rakat
Minangkabau sewaktu masih bersifat feodal, yaitu seorang laki-laki
dianggap kurang jantan jika hanya memiliki seorang istri.
Kumpulkanlah paling sedikit sepuluh
peribahasa berikut maknanya yang
berkembang di sekitar tempat tinggal
Anda. Tulislah dalam buku tugas,
kemudian hasilnya serahkan kepada
guru Anda.
Aktif dan Kreatif
Bahasa, Dialek, dan Tradisi Lisan
97
3. Pertanyaan Tradisional
Di Indonesia, pertanyaan tradisional lebih dikenal dengan
sebutan teka-teki. Pertanyaan tradisional mempunyai jawaban yang
khusus. Pertanyaan dibuat sedemikian rupa sehingga jawabannya
sukar, bahkan seringkali juga harus dapat dijawab setelah menge-
tahui lebih dahulu jawabannya. Pertanyaan tradisional menurut
Robert A. Georges
dan
Alan Dundes
, sebagaimana dikutip James
Danandjaja, dapat digolongkan ke dalam dua kategori umum sebagai
berikut.
a. Teka-teki tidak bertentangan (
nonoppositional riddles
)
b. Teka-teki bertentangan (
oppositional riddles
)
Contoh pertanyaan tradisional dari Sunda berupa teka-teki.
Dalam masyarakat Sunda, teka-teki ini disebut
tatarucingan
. Berikut
adalah contoh
tatarucingan
.
a.
Dipencet bujal kaluar tina huluna?
Odol.
(Dipencet tengahnya keluar dari ujungnya? Pasta gigi)
b.
Nu handap peupeuredeuyan nu luhur engguk-enggukan? Nu
ngaragaji.
(Yang bawah mendongak-dongak yang di atas mengangguk-
angguk? Menggergaji)
4. Sajak dan Puisi Rakyat
Kekhususan jenis folklor lisan ini adalah bahwa kalimatnya tidak
berbentuk bebas (
free phrase
), tetapi berbentuk terikat (
fi
x phrase
).
Sajak atau puisi rakyat sudah tertentu bentuknya, biasanya terdiri
atas beberapa deret kalimat, ada yang berdasarkan mantra, ada yang
berdasarkan panjang pendek suku kata, lemah tekanan suara, atau
hanya berdasarkan irama.
Puisi rakyat dapat berbentuk macam-macam, antara lain dapat
berbentuk ungkapan tradisional (peribahasa), pertanyaan tradisional
(teka-teki), cerita rakyat, dan kepercayaan rakyat yang berupa
mantra-mantra.
Berbalas pantun termasuk puisi yang lebih menggunakan
keterampilan suara. Pada kesenian ini, dua kelompok anak muda
saling berbalas meng utarakan pantun. Pantun-pantun yang
dikembangkan adalah pantun-pantun lama dengan berbagai jenis,
seperti pantun nasihat, pantun teka-teki, atau pantun berkasih-
kasihan. Pantun ini biasanya dibawakan/ditampilkan dalam
upacara-upacara perkawinan.
a. Contoh pantun nasihat:
Asam kadis asam gelugur,
kedua asam siang riang.
Menangis mayat di dalam kubur,
mengingat diri tidak sembahyang.
b. Contoh pantun berkasih-kasihan:
Beli kacang kupas kulitnya,
kacang dikupas dicampur kurma.
Kalau boleh abang bertanya,
nona manis hendak kemana.
c. Contoh pantun jenaka:
Putih-putih bunga melati
merah-merah buah delima
Bagaimana hati tak geli
melihat gajah bermain mata.
Carilah dan buatlah contoh pantun
sendiri, kemudian lakukanlah saling
berbalas pantun dengan teman
sebangku Anda.
Aktif dan Kreatif
98
Antropologi: Mengungkap Keragaman Budaya untuk Kelas XI
Suku-suku bangsa di Indonesia memiliki banyak sekali puisi
rakyat, yang masih belum dikumpulkan apalagi diterbitkan. Suku
bangsa Jawa, misalnya, memiliki puisi rakyat yang harus dinyanyi-
kan atau ditembangkan. Puisi rakyat ini dapat dibedakan ke dalam
kelompok
sinom
,
kinanti
,
pangkur
, dan
durma
. Pada suku bangsa Sunda
ada semacam puisi rakyat yang berfungsi sebagai sindiran, yang
dalam bahasa daerahnya disebut
sisindiran
. Orang Sunda memilah
sisindiran
menjadi dua kategori. yakni
paparikan
dan
wawangsalan
;
dan selanjutnya
paparikan
dapat dibagi lagi menjadi
rarakitan
dan
sesebud
.
Paparikan
Sunda menurut bentuknya dapat dibandingkan
dengan
paparikan
Jawa dan pantun Melayu. Orang Sunda menyebut
dua baris pertama
paparikan
sebagai cangkang atau kulit dan dua
baris terakhir sebagai
eusina
atau isi. Hubungan antara cangkang
dan isi adalah dalam persamaan sajaknya.
Contoh
wawangsalan
adalah sebagai berikut:
Walanda hideung
soldadu
(Belanda hitam yang menjadi serdadu),
um ambon engkang
ka euis
(kakanda jatuh cinta padamu),
kalong cilik saba gedang
(kalong kecil terbang ke papaya),
cumedod rasaning ati
(tersentuh
rasanya hati),
belut sisit saba darat
(seekor belut naik ke darat),
kapiraray siang wengi
(wajahnya selalu berada dalam pikirannya
siang malam).
Istilah bahasa Bali untuk puisi rakyat adalah
geguritan
. Bentuk
folklor lisan lainnya, yang juga termasuk dalam kategori
geguritan
,
adalah cerita puisi rakyat. Tema
geguritan
kebanyakan adalah
percintaan.
Selain itu, terdapat bentuk folklor berupa sajak rakyat untuk
kanak-kanak (
nursery rhyme
), sajak permainan (
play rhyme
), dan sajak
untuk menentukan siapa yang "jadi" dalam satu permainan atau
tuduhan (
counting out rhyme
).
Contoh sajak kanak-kanak orang Betawi yang paling terkenal
adalah
pok ame-ame
. Sajak kanak-kanak untuk membuat anak bayi
ceria. Biasanya si bayi akan tertawa tergelak-gelak, karena sekali
sajak ini diucapkan, si anak segera diciumi serta digelitik seluruh
tubuhnya.
Contoh sajak untuk menentukan siapa yang "jadi" dalam suatu
permainan atau tuduhan (
counting out rhyme
) dari Betawi: "
Hom pimpa
halai hum gambreng
". Sajak yang tidak mempunyai arti ini diucap-
kan bersama oleh lebih dari dua anak, sebelum dimulainya suatu
permainan. Maksudnya adalah untuk menentukan siapa di antara
mereka yang akan memegang peran sebagai "yang jadi" dalam per-
mainan yang akan mereka lakukan. Setelah pemainnya tinggal dua
anak, sajaknya diganti dengan sajak yang berbunyi: "Hom pim sut".
Untuk bermain dengan sajak "Hom pim sut" ini, para peserta tidak
lagi membentangkan seluruh jari tangan mereka tetapi hanya satu
jari saja. Ibu jari melambangkan gajah, jari telunjuk melambangkan
manusia, dan jari kelingking melambangkan semut. Semut menang
terhadap gajah karena jika semut masuk ke dalam telinga gajah,
gajah tidak berdaya. Demikian dalam permainan ini anak yang
menunjukkan ibu jarinya akan menjadi "yang jadi" apabila lawannya
mengeluarkan kelingkingnya.
Diskusikan bersama teman kelompok
Anda, apakah langkah yang harus
dilakukan untuk meningkatkan minat
generasi muda pada tradisi lokal,
khususnya folklor?
Diskusi
Bahasa, Dialek, dan Tradisi Lisan
99
5. Cerita Prosa Rakyat
Cerita prosa rakyat pada umumnya dikelompokkan menjadi
tiga kategori sebagai berikut.
a. Mitos
Menurut
William A. Haviland
, mitos adalah cerita mengenai
peristiwa-peristiwa semihistoris yang menerangkan masalah-
masalah akhir kehidupan manusia. Mitos merupakan gambaran
dan penjelasan tentang keteraturan alam semesta yang menjadi latar
belakang perilaku yang teratur. Secara antropologis, mitos diper-
gunakan untuk mengenali pandangan dunia suatu masyarakat.
Hal ini karena mitos mengungkapkan secara tersamar mengenai
konsepsi suatu masyarakat atau individu perihal kehidupan dan
alam semesta.
b. Legenda
Legenda merupakan cerita yang menceritakan perbuatan-
perbuatan pahlawan, perpindahan penduduk, dan pembentukan
adat semihistoris yang turun-temurun. Legenda berfungsi untuk
menghibur dan memberi pelajaran serta untuk menambah kebang-
gaan orang atas keluarga, suku, atau bangsanya.
c. Dongeng
Dongeng, menurut Haviland adalah cerita kreatif yang diakui
sebagai khayalan untuk hiburan. Meskipun bersifat khayalan dongeng
dapat berisi pelajaran praktis. Jenis-jenis dongeng dibedakan dalam
empat kelompok, yaitu:
1) dongeng binatang;
2) dongeng biasa;
3) lelucon dan anekdot;
4) dongeng berumus.
Kadang-kadang antara cerita mitos, legenda, dan dongeng
sangat sulit dibedakan karena dalam legenda pun adakalanya
muncul tokoh-tokoh yang tidak nyata, atau sebaliknya legenda bisa
dianggap sebagai dongeng biasa. Cerita prosa rakyat bersifat anonim
artinya tidak diketahui siapa pencipta atau pengarangnya sehingga
pengubahan cerita dari cerita asalnya sering terjadi. Karena sifatnya
yang anonim inilah maka masyarakat yang mengem bangkan nya
dianggap sebagai pemilik dari cerita tersebut.
Suku-suku bangsa di Indonesia hampir semuanya memiliki
cerita rakyat yang berkembang dari generasi ke generasi. Dalam
tulisan ini akan dikemukakan beberapa contoh cerita rakyat yang
berkembang di Jawa, Nusa Tenggara, dan Kalimantan.
1. Kisah Pangeran Aryadillah dari Sunda
Cerita ini berasal dari daerah Banten, mengisahkan tokoh Pangeran
Aryadillah. Tokoh ini adalah tokoh nyata yang ada dalam kehidupan
masyarakat Banten lama. Hal ini didukung oleh adanya dua makam di
lokasi berbeda yang diyakini sebagai makam Pangeran Aryadillah.
Makam tersebut berada di Banten dan Palembang. Meninggalnya
Pangeran Aryadillah menimbulkan perbedaan pendapat. Sebagian
masyarakat mengatakan bahwa ia sudah meninggal, sebagian lagi
mengatakan kalau dia tidak meninggal, tetapi masuk ke alam gaib.
Terlepas dari masalah tersebut, masya rakat Banten selalu menziarahi
makam beliau untuk mendapatkan berkah.
Penelitian folkor terdiri atas
tiga tahap yakni pengumpulan,
pemilahan (pengklasifikasian), dan
penganalisisan. Carilah dua contoh
mitos, legenda, atau dongeng.
Susunlah menjadi sebuah kliping
berikut analisisnya. Kemudian, hasilnya
kumpulkan kepada guru Anda.
Aktif dan Kreatif
Malin Kundang merupakan cerita
rakyat yang berasal dari daerah ....
a. Aceh
b. Sumatra Utara
c. Sumatra Barat
d. Sumatra Selatan
e. Jawa Barat
Penyelesaian:
Salah satu cerita rakyat yang berasal
dari Sumatra Barat adalah Malin
Kundang.
Jawaban: c
Sumber
:
EBTA 1999
Soal EBTA
100
Antropologi: Mengungkap Keragaman Budaya untuk Kelas XI
Menurut cerita, Pangeran Aryadillah ialah anak seorang raja
Banten, tetapi ia sendiri tidak tahu siapa ayahnya. Hasanuddin
meminta Aryadillah untuk membuktikan jati dirinya dengan
mengajukan syarat, yaitu Aryadillah harus bisa merontokkan daun-
daun dari pohon beringin tanpa tersisa sehelai pun. Aryadillah
menerima tantangan tersebut, lalu ia bertapa meminta pertolongan
ibu dan kakeknya. Setelah itu dia meniup pohon beringin hingga
daun-daunnya rontok. Anehnya tak satu lembar daun pun rusak
atau tertinggal di pohonnya.
Setelah lulus ujian, Aryadillah diakui sebagai anak raja Banten
dan namanya dikenal sebagai Pangeran Aryadillah. Dia diberi tugas
oleh ayahnya untuk mengusir semua
dedemit
(makhluk halus) yang
ada di sekitar keraton, terutama yang menguasai batu karang (
gosang
)
di perairan Teluk Banten, sekarang disebut Karang Hantu.
Selain berhasil mengusir
dedemit
, Pangeran Aryadillah juga
berjasa menaklukkan Prabu Pucuk Umum di Banten Girang dan
Maulana Yusuf di Padjadjaran. Namun, dalam misi penyerangan ke
Palembang pada masa pemerintahan Sultan Maulana Muhammad
Nassarudin gagal dan beliau meninggal.
2. Legenda Sangkuriang dari Sunda
Legenda pembentukan Gunung Tangkuban Perahu ini terkenal
dari tanah Sunda. Gunung tersebut terletak di Bandung Utara
(Lembang). Disebut Gunung Tangkuban Perahu karena bentuknya
seperti perahu yang terbalik. Dalam bahasa Sunda disebut "parahu
nangkub." Konon, perahu tersebut adalah perahu Sangkuriang yang
ditendang karena gagal mempersunting Dayang Sumbi, ibunya.
Gambar 3.11
Gunung Tangkuban Perahu
Gunung Tangkuban Perahu dipercaya
terbentuk dari perahu terbalik yang
ditendang Sangkuriang sakti setelah gagal
menyunting Dayang Sumbi.
Cerita ini berisi dua ajaran penting. Pertama, tentang kehati-
hatian dalam berbicara atau mengucapkan sumpah, yang dapat
dipelajari dari ucapan Dayang Sumbi ketika tongkat untuk menenun
kainnya jatuh. Dia malas untuk mengambilnya. Dayang Sumbi
berkata, barang siapa yang mau mengambil tongkat tersebut untuk-
nya, kalau perempuan akan diangkat menjadi saudara dan kalau
laki-laki akan dijadikan suami. Kebetulan yang meng ambilkan
tongkat itu adalah anjingnya si Tumang. Merasa harus menepati
janji, Dayang Sumbi pun menikah dengan anjingnya si Tumang.
Kedua, mengenai larangan tabu
incest
atau pernikahan sumbang
yang dapat disimak pada kisah Sangkuriang jatuh hati pada ibunya
serta bertekad mengawininya.
Sumber
:
Dokumentasi Penerbit
Diskusikan bersama teman kelompok
Anda, apakah mitos, dongeng, dan
legenda dapat digunakan sebagai
sumber penelitian sejarah budaya?
Diskusi
Bahasa, Dialek, dan Tradisi Lisan
101
Selain cerita-cerita tersebut, masih banyak tradisi lisan yang ada
di Sunda, misalnya cerita si Kabayan. Tokoh si Kabayan adalah orang
Sunda yang malas, lugu, dan cerdik. Untuk kepentingannya dia bisa
membuat seseorang melakukan apa yang seharusnya dia kerjakan.
Jika dianalisis, tokoh ini bisa menunjukkan karakter orang Sunda,
yang tidak mau pergi jauh dari lingkungan tempat hidupnya. Hal ini
tergambar dari peribahasa Sunda yang berbunyi:
Bongkok ngaronyok
,
bengkung ngariung
.
3. Asal Mula Huruf Jawa (Jawa Tengah)
Cerita ini berkisah tentang kanibalisme (manusia pemakan
manusia) dan ajaran tentang ketaatan kepada seorang pemimpin,
serta pelajaran tentang kehati-hatian dalam membuat keputusan
bagi seorang pemimpin. Kanibalisme atau manusia yang memakan
manusia diperlihatkan dalam karakter raja Kerajaan Medang yang
akhirnya dibunuh oleh Aji Saka, seorang satria dari Hindustan. Aji
Saka memiliki dua orang abdi, yakni Sembada dan Dora. Begitu
sampai di tanah Jawa, khususnya di wilayah pegunungan Kendeng,
ia menancapkan keris pusakanya dan memerintahkan Sembada un-
tuk menjaganya. Ia berpesan agar tak mengijinkan siapapun kecuali
dirinya untuk menyentuh keris pusaka tersebut. Akan tetapi setelah
Aji Saka berhasil membunuh raja medang si pemakan manusia dan
ia dinobatkan sebagai raja Medang. Kemudian Ia memerintahkan
Dora untuk mengambil keris pusakanya. Mengingat amanah perintah
tuannya, sembada bersikukuh bahwa hanya Aji saka seorang yang
boleh mengambil sendiri pusakanya. Sementara itu Dora juga tak
mau disebut gagal dalam menjalankan tugas. Kedua abdi Aji Saka
tersebut akhirnya mengadu kekuatan hingga keduanya mati karena
sama-sama kuatnya. Hal tersebut diabadikan dalam aksara Jawa
tersebut dikenal dengan
Carakan
.
Susunan huruf Jawa tersebut sebagai berikut.
Gambar 3.12
Aksara Jawa
Gambar di samping merupakan aksara
Jawa yang paling dasar
. Beberapa suku
bangsa lain yang memiliki bahasa tulis di
antaranya Sunda, Bali, Bugis-Makassar,
dan Melayu.
Sumber
:
www.wikipedia.org
, 2006
4. Kisah Skolong dari Nusa Tenggara
Cerita ini mengisahkan tentang seorang pemuda yang di-
jodohkan dengan putri yang berubah bentuk menjadi ubi yang
berbulu (
cue
). Melalui proses perjalanan panjang, akhirnya Skolong,
nama pemuda itu mengetahui bahwa
cue
ternyata adalah jelmaan
putri cantik anak bibinya, yang dahulu dijodohkan dengannya. Cerita
ini berakhir
happy-ending
, karena Skolong dan
cue
akhirnya menikah
dan membangun rumah tangga yang bahagia.
Demikianlah cerita yang oleh penduduk di aliran Sungai
Kahayan dianggap legenda yang benar-benar pernah terjadi.
Untuk kebenaran legenda itu, mereka dapat menunjukkan jalan
102
Antropologi: Mengungkap Keragaman Budaya untuk Kelas XI
yang dibuat oleh pemuda jelmaan dan binatang Angkes itu. Jalan
itu bernama Langkuas, yang tertetak di antara Baras Semayang dan
Sepang Simm.
5. Hantu Jadi-Jadian dari Kalimantan Tengah
Hantuen
adalah hantu jadi-jadian berasal dan manusia yang
masih hidup. Jadi,
Hantuen
adalah manusia yang mempunyai
kemampuan gaib untuk mengubah dirinya menjadi hantu jadi-jadian.
Makhluk tersebut sangat ditakuti oleh penduduk daerah aliran
Sungai Kahayan seperti orang Dayak dan Ot Danum.
Gambar 3.13
Suku Dayak
Suatu upacara adat yang berkaitan
dengan kepercayaan terhadap roh yang
diselenggarakan secara besar-besaran.
Pada Suku Dayak, upacara keagamaan
seringkali diikuti pertunjukan tarian suci.
Menurut kepercayaan setempat,
Hantuen
dapat melepaskan
kepala dan tubuhnya. Kemudian ia akan mencari orang yang tengah
melahirkan untuk menghisap darahnya dan darah bayi yang baru
dilahirkan. Semua itu sebenarnya dilakukan di luar keinginannya.
Cerita ini mirip dengan
Leak
yang berasal dan Bali.
6. Nyanyian Rakyat
Nyanyian rakyat merupakan bentuk folklor yang terdiri atas
kata-kata dan lagu yang beredar secara lisan di antara anggota
masyarakat tertentu, berbentuk tradisional serta banyak jenisnya.
Dalam nyanyian rakyat, kata-kata dan lagu merupakan dua sejoli
yang tak terpisahkan. Secara faktual, nyanyian rakyat selalu diden-
dangkan dan jarang sekali disajakkan. Nyanyian rakyat beredar
lebih luas dan lebih tahan lama dibandingkan dengan nyanyian pop,
seriosa, dan yang lainnya.
Jenis-jenis nyanyian rakyat secara umum dibedakan menjadi
dua. Pertama, nyanyian rakyat permulaan yaitu nyanyian rakyat
yang liriknya lebih dipentingkan daripada lagunya. Di Indonesia,
nyanyian rakyat jenis ini di antaranya nyanyian untuk mengiringi
tari kecak di Bali dan nyanyian kanak-kanak "Pok Ame-ame." Kedua,
nyanyian rakyat yang liriknya lebih menonjol daripada lagunya.
Danandjaja mengusulkan sebutan nyanyian rakyat sesungguh-
nya apabila lagu dan lirik sama-sama menonjolnya. Beliau membagi
nyanyian rakyat sesungguhnya menjadi tiga bagian sebagai
berikut.
Sumber
:
www.kutaikertanegara.com
, 2006
Sumber
:
www.travelblog.org
, 2006
Gambar 3.14
Tari Kecak
Kata-kata yang diucapkan dalam nyanyian
Kecak hanya berupa suara menirukan
suara gamelan Bali (gong). Oleh penduduk
Bali, nyanyian Kecak disebut juga
gong
pesuara
.
Bahasa, Dialek, dan Tradisi Lisan
103
E
Karakteristik Bahasa di Indonesia
Bahasa Indonesia yang sehari-hari dituturkan orang sebenarnya
masih menginduk pada rumpun bahasa Austronesia. Secara har
fi
ah,
Austronesia berasal dari bahasa Latin
austrâlis
yang berarti selatan
dan bahasa Yunani
nêsos
yang berarti pulau. Dengan demikian,
Austronesia berarti Kepulauan Selatan. Austronesia merupakan
istilah linguistik yang mengacu pada suatu rumpun bahasa yang
mencakup bahasa-bahasa yang dituturkan oleh penduduk Pulau
Taiwan (pribumi), kepulauan Nusantara (termasuk Filipina),
Mikronesia, Melanesia, Polinesia, dan Pulau Madagaskar. Jika Bahasa
Jawa di Suriname dimasukkan, kewilayahan bahasa Austronesia juga
mencakup daerah tersebut. Sebuah kajian juga menunjukkan adanya
masyarakat penutur bahasa mirip Melayu di pesisir Sri Langka.
Para penutur bahasa Austronesia purba berasal dari daerah yang
sekarang disebut Cina bagian selatan. Mereka sekitar 5.000 tahun
yang lalu bermigrasi ke Pulau Taiwan dan dari sana lalu menyebar
ke Filipina, Indonesia, kemudian ke Madagaskar dekat Benua Afrika
dan ke seluruh Samudra Pasi
fi
k. Untuk informasi apa, mengapa,
dan bagaimana mereka bermigrasi dari Tiongkok selatan bisa dibaca
berikut. Bahasa Ma’anyan yang merupakan sebuah bahasa Dayak
dan dipertuturkan di Kalimantan adalah bahasa yang paling dekat
dengan bahasa Malagasi yang di tuturkan di Madagaskar, lepas pantai
timur Afrika.
Setelah mempelajari uraian tentang berbagai tradisi lisan tersebut, buatlah sebuah
kelompok yang terdiri atas 4–8 orang, terdiri atas jenis kelamin yang berbeda, berbeda
agama, suku, ataupun ras. Diskusikanlah sebuah tema mengenai pesan atau nilai budaya
tradisi lisan atau folklor lisan di daerah tempat Anda tinggal. Carilah referensi tambahan
dari buku, koran, majalah, atau situs internet. Presentasikan hasilnya di depan kelas.
Guru mengamati dan memberi nilai.
Bedah Budaya
a. Nyanyian rakyat yang berfungsi. Disebut berfungsi karena
lirik dan lagunya sesuai dengan irama aktivitas khusus dalam
kehidupan manusia. Jenis nyanyian rakyat ini masih terbagi lagi
dalam beberapa subbagian, yaitu nyanyian kelonan, nyanyian
kerja, dan nyanyian permainan.
b. Nyanyian rakyat yang bersifat liris. Disebut liris karena berupa
pencetusan rasa haru pengarangnya yang anonim tanpa
menceritakan kisah yang bersambung.
c. Nyanyian yang bersifat berkisah, yaitu nyanyian yang men-
ceritakan suatu kisah. Nyanyian jenis ini terdiri atas epos dan
balada. Perbedaan epos dan balada terletak pada tema cerita-
nya. Balada berkisah mengenai cerita sentimental dan romantis,
sedangkan epos berkisah mengenai kepahlawanan. Persamaan
keduanya yaitu mempunyai lirik dalam bentuk bahasa yang
bersajak.
Pernahkah Anda belajar bahasa
atau dialek selain bahasa dan dialek
yang sehari-hari Anda gunakan?
Apakah Anda mengalami kesulitan
berkomunikasi dengan dialek lain
tersebut? Tuliskan pengalaman Anda
tersebut dalam buku tugas Anda.
Peduli
• Folklor
•
Verbal folklore
•
Partly verbal folklore
• Nonverbal folklore
Jejak Kata
104
Antropologi: Mengungkap Keragaman Budaya untuk Kelas XI
Menurut
H. Th. Fischer
, Austronesia terbagi menjadi empat
wilayah budaya, yaitu sebagai berikut.
1. Indonesia
Setidaknya ada sekitar 17 kelompok bahasa yang berkembang di
Indonesia yaitu Sumatra, Jawa, Dayak (Kalimantan), Bali-Sasak,
Filipina, Gorontalo, Tomimi, Toraja, Loinang Banggo, Bungku,
Sulawesi Selatan, Muna, Bima, Ambon Timur, Halmahera, dan
Melanesia.
Peta 3.1
Indonesia
Wilayah Indonesia memiliki
17 kelompok bahasa.
Sumber:
Indonesian Heritage: Religion and Ritual,
1998
2. Polinesia (
Poli
=banyak,
Nesos
=pulau)
Bahasa-bahasa Polinesia ialah cabang bahasa-bahasa Austronesia.
Secara luas, bahasa-bahasa Polinesia terbagi dalam dua
subkelompok utama, yaitu Polinesia Barat dan Polinesia Tengah
bagian Timur. Bahasa Melayu-Polinesia Barat memiliki 300 juta
penutur dan termasuk Bahasa Indonesia, Melayu, Jawa, Tagalog,
Cebuano, Ilokano, Hiligaynon, Bikol, Kapampangan, Waray-
Waray, Bugis, dan Malagasi. Bahasa Melayu-Polinesia Timur
memiliki dua subkelompok yaitu subrumpun bahasa Polinesia
dan subrumpun bahasa Mikronesia.
3. Melanesia (
Melano
= hitam,
Nesos
= pulau)
Melanesia berasal dari bahasa Yunani, "Pulau Hitam" adalah
sebuah wilayah yang memanjang dari Pasi
fi
k barat sampai ke
Laut Arafura, utara dan timur laut Australia. Sebagai tambahan,
negara Fiji, Papua Nugini, Kepuluan Solomon, Vanuatu, dan
Kaledonia Baru yang merupakan bekas jajahan Prancis. Peng-
guna an istilah ini adalah untuk mencerminkan sejarah kolonial
dan situasi regional umum yang serupa. Pulau-pulau sebelah
selatan khatulistiwa, sebelah barat Polinesia dan Pulau Irian
dengan mayoritas penduduknya memiliki kulit lebih gelap dari
orang yang ada di wilayah Polinesia dan Mikronesia. Golongan
bahasa ini meliputi wilayah-wilayah Pulau Biak, se
bagian Pulau
Yapen, daerah Sorong, dan bagian Kepala Burung, yaitu dari
Teluk Berau sampai Teluk Etna. Perkembang
an bahasa ini jauh
lebih mudah ditelusuri daripada mengambil alih perubahan
mengenai strukturnya, dan ada teori yang menyata kan bahwa
bahasa Melanesia dipengaruhi oleh bahasa Papua. Bahasa yang
digunakan meliputi bahasa yang digunakan di Pulau Fiji, Banks,
Solomon, dan New Britain.
• Austronesia
• Polinesia
• Mikronesia
• Melanesia
Jejak Kata
Bahasa, Dialek, dan Tradisi Lisan
105
d. Mikronesia
Bahasa-bahasa Mikronesia mencakup bahasa-bahasa yang
diucapkan penduduk asli Mikronesia, seperti Nauru, Sama dan
Chamorro. Bahasa-bahasa Polinesia termasuk bahasa Hawaii,
Maori, Samoa, Tahiti, Tonga, dan Tuvalu. Semua bahasa yang
disebutkan memiliki status resmi di berbagai negara dan
teritorial Samudra Pasi
fi
k. Secara berkelompok, bahasa tersebut
dituturkan hampir satu juta orang.
3. Karakter Bahasa Austronesia
Secara umum, rumpun bahasa Austronesia dibagi menjadi dua
golongan besar yaitu:
a. Bahasa Taiwanik, meliputi:
1) bahasa Atayalik;
2) bahasa Tsouik;
3) bahasa Paiwanik;
4) bahasa Taiwanik Barat;
5) bahasa Taiwanik yang terpengaruh bahasa Cina.
Sebutkanlah beberapa keuntungan
mempelajari Antropologi yang
Anda rasakan setelah mempelajari
subbahasan ini.
Asah Ilmu
Sumber:
Peta Student
, 2000
Peta 3.2
Austronesia
Austronesia merupakan istilah linguistik
yang mengacu pada suatu rumpun bahasa
yang mencakup bahasa-bahasa yang
dituturkan oleh penduduk Pulau
Taiwan
(pribumi), Kepulauan Nusantara (termasuk
Filipina), Mikronesia, Melanesia, Polinesia,
dan Pulau Madagaskar
b. Bahasa Melayu-Polinesia
Secara genealogis, bahasa Austronesia di Nusantara dibagi
menjadi tiga kelompok, antara lain:
1) Melayu-Polinesia Barat, meliputi:
a) bahasa Borneo
b) bahasa Filipina Utara
c) bahasa Filipina Tengah
d) bahasa Filipina Selatan
e) bahasa Mindanao Selatan
f) bahasa Sama-Bajau
g) bahasa Sulawesi
h) bahasa Sundik
106
Antropologi: Mengungkap Keragaman Budaya untuk Kelas XI
Bahasa 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
Proto-Austronesia esa/isa duSa
telu
Sepat
lima
enem pitu
walu
Siwa
sa-puluq
Paiwan Ita Dusa celu sepac lima Unem picu alu siva ta-puluq
Tagalog Isá dalawá tatló ápat lima Ánim pitó waló siyám sampû
Ma’anyan Isa’ Rueh telo epat dime Enem pitu Balu’ suei sapuluh
Malagasy Iráy Róa télo éfatra dímy Énina fíto válo sívy fólo
Aceh Sa Duwa lhee peuet limöng Nam tujôh lapan sikureueng plôh
Toba Batak
Sada
Duwa
tolu
opat
lima
Onom
pitu
uwalu
sia
sampulu
Bali Sa Dua telu empat lima Enem pitu akutus sia dasa
Sasak Esa Due telu empat lime Enem pitu’ balu’ siwa’ sepulu
Jawa Kuna
Sa
Rwa
telu
pat
lima
Nem
pitu
wwalu
sanga
sapuluh
Jawa Baru
Siji
Loro
telu
papat
lima
Nem
pitu
wolu
sanga
sepuluh
Sunda Hiji Dua tilu opat lima genep tujuh dalapan salapan sapuluh
Madura Setting Dhua tello’ empa’ léma’ Ennem pétto’ ballu’ sanga’ sapolo
Melayu Satu Dua tiga empat lima Enam tujuh delapan sembilan sepuluh
Minangkabau Ciék Duo Tigo ampék limo Anam tujuah lapan sambilan sapuluah
Rapanui Tahi Rua Toru ha rima Ono hitu va’u iva ‘ahuru
Hawaii `ekahi `elua `ekolu `eha: `elima `eono `ehiku `ewalu `eiwa `umi
Sinama Issah Duah Talluh mpat limah Nnom pitu’ walu’ siam sangpu’
2) Melayu-Polinesia Tengah, meliputi:
a) bahasa Bima-Sumba
b) bahasa Maluku Tengah
c) bahasa Maluku Tenggara
d) bahasa Timor-Flores
3) Melayu Polinesia Timur, meliputi:
a) Halmahera Selatan Papua Barat
b) Bahasa Ocean
Namun ditinjau dari tipologinya, bahasa Austronesia terbagi
menjadi beberapa kelompok tertentu, yaitu sebagai berikut.
a. Bahasa dengan sistem diatesis morfologi
Kelompok bahasa ini digunakan di dua wilayah yaitu Indonesia
terutama Indonesia bagian tengah (Sulawesi Tengah dan Selatan,
Kalimantan Sumbawa) dan sebagian Indonesia bagian barat
(Sumatra) dan Filipina, yaitu bahasa Tagalog.
b. Bahasa dengan diatesis campuran
Digunakan di sekitar Sulawesi Tenggara.
c. Bahasa tertutup
Digunakan di sekitar Flores dan Timor Barat.
d. Bahasa-bahasa tanpa sistem diatesis
Digunakan oleh orang yang berada di Indonesia bagian timur
terutama Maluku dan Nusa Tenggara.
Berikut ini disajikan contoh untuk menunjukkan kekerabatan,
kata-kata bilangan dari satu sampai sep
uluh dalam beberapa bahasa
Austronesia. Catatan: /e/ harus dibaca sebagai pepet (misalkan dalam kata
"keras") dan /é/ sebagai t
aling (misalkan dalam kata "lémpar").
Terdapat bahasa-bahasa di Papua
yang termasuk keluarga bahasa
Melanesia yang meliputi semua
bahasa yang diucapkan di suatu
kepulauan, yaitu di sebelah barat
dibatasi oleh Madagaskar (sebelah
timur Afrika), sebelah utara oleh
Taiwan, dan sebelah timur oleh
Kepulauan di Lautan Teduh.
Sumber
:
Pengantar Ilmu Antropologi
, 1990
Sekitar
Antropologi
Tabel 3.1
Rumpun-Rumpun Bahasa
Tabel perbedaan ucapan dalam rumpun
bahasa Austronesia.
Sumber
:
www.wikipedia.org
, 2006
Bahasa, Dialek, dan Tradisi Lisan
107
Gambar 3.15
Perang
Perang dapat menyebabkan bahasa cepat
hilang atau punah.
Sumber:
History and Life,
1996
Bahasa menunjukkan bangsa, begitu kata sebuah pepatah.
Ketinggian bangsa itu bisa dilihat bagaimana bangsa itu mem-
perlakukan bahasa dan tradisinya. Banyak bangsa-bangsa besar
yang terkenal karena pemeliharaan bahasanya. Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan oleh UNESCO, setiap dua minggu satu
bahasa akan hilang bahkan lebih jelasnya lagi dikatakan bahwa 3.400
sampai 6.120 bahasa akan mengalami kepunahan. Adapun bahasa
yang diprediksi akan berumur panjang adalah bahasa Cina, Yunani,
dan Yahudi. Kepunahan itu terjadi disebabkan oleh faktor-faktor
sebagai berikut.
1. Sudah tidak ada yang menggunakannya.
2. Penggunanya sudah meninggal dan tidak diwariskan pada
generasi selanjutnya.
Hal lainnya yang dapat menyebabkan bahasa cepat hilang atau
punah di antaranya sebagai berikut.
1. Perang
Hal ini tentunya akan membuat bahasa itu hilang, ketika terjadi
perang maka keadaan tidak aman, penggunaan bahasa bisa
berjalan dengan baik dan terwariskan kalau keadaan aman.
Dalam keadaan perang yang digunakan bahasa yang singkat
dan efektif, kebanyakan menggunakan bahasa-bahasa sandi.
F
Kepedulian terhadap Bahasa, Dialek,
dan Tradisi Lisan
Bangsa Indonesia memiliki tingkat
keragaman bahasa yang tinggi. Di
Papua saja terdapat setidaknya
31–250 logat bahasa.
Bagaimanakah Anda menyikapi
keragaman budaya tersebut?
Peduli
2.
Genocide
Genocide
merupakan pemusnahan etnis, hal ini dilakukan jika
keadaan perang. Misalnya, peristiwa
genocide
yang dilakukan
oleh Jerman pada masa Nazi terhadap orang Yahudi atau
pembunuhan massal yang dilakukan oleh tentara Serbia
terhadap etnis Bosnia dan Albania pada masa perang saudara
di Yugoslavia.
3. Dominannya Penggunaan Bahasa Tertentu
Hal ini membuat bahasa lokal menjadi tidak penting dan orang
mengutamakan bahasa asing. Misalnya, apa yang dilakukan
oleh Inggris pada masa kolonial yang memaksakan penggunaan
bahasa Inggris di semua tanah jajahannya. Hal ini terjadi pada
masa kolonialisme dan imperialisme bangsa-bangsa Eropa ke
belahan dunia lain sehingga bahasa lokal tersisihkan dan lama
kelamaan hilang. Saat ini pun akibat globalisasi dan pasar bebas
maka bahasa tertentu menjadi lebih dominan.
108
Antropologi: Mengungkap Keragaman Budaya untuk Kelas XI
Gambar 3.16
T
sunami
Bencana alam seperti peristiwa tsunami
yang melanda wilayah Nanggroe
Aceh
Darussalam menyebabkan banyak penutur
bahasa Aceh meninggal.
Sumber:
www.imcworldwide.org,
2005
4. Bencana Alam
Bencana alam merupakan penyebab paling utama hilangnya
bahasa. Misalnya,
peristiwa tsunami yang terjadi di Nanggroe
Aceh Darussalam yang mengakibatkan kemungkinan bahasa Aceh
punah. Peristiwa punahnya bangsa Pompei akibat letusan gunung
berapi mengakibatkan bahasa kaum Pompei ikut p
unah.
5. Pelarangan Penggunaan Bahasa Ibu
Hal tersebut terjadi terutama dilakukan oleh penguasa etnis lain
atau pada masa pendudukan, misalnya ketika bangsa Mongol
berkuasa di Cina masa pemerintahan Kubilai Khan, bahasa
Mongol dianggap lebih tinggi daripada bahasa Cina. Atau yang
dilakukan oleh pemerintah Indonesia pada masa Orde Baru yang
melarang penggunaan bahasa Cina dan budaya Cina, kepada
orang Cina yang ada di Indonesia akibat adanya sentimen anti-
Cina pasca runtuhnya Orde Lama.
Agar bahasa-bahasa yang ada di dunia ini tidak punah, PBB
secara resmi mengeluarkan program pelestarian penggunaan
bahasa ibu dan menetapkan tanggal 21 Februari sebagai Hari Bahasa
Ibu Internasional. Dengan demikian, ada perhatian yang lebih
terhadap penggunaan bahasa ibu. Disadari atau tidak, seseorang
berawal menggunakan bahasa ibu, tidak ada anak yang ketika lahir
bisa bahasa lain kecuali berbahasa yang digunakan oleh ibunya.
Berdasarkan penelitian, ada kurang lebih delapan negara yang
tercatat mendominasi setengah dari semua bahasa di dunia, yaitu
sebagai berikut.
1. Papua New Guinea
2. Indonesia
3. Nigeria
4. India
5. Meksico
6. Kamerun
7. Australia
8. Brazil
Dengan demikian, selayaknya kita harus bangga sekaligus
waspada, di satu pihak kita beruntung menjadi negara yang
memberikan kontribusi terhadap bahasa dunia, namun di pihak
lain kita diharuskan untuk melestarikan bahasa-bahasa ibu yang
Bahasa, Dialek, dan Tradisi Lisan
109
ada di Indonesia. Kepunahan suatu bahasa bukanlah suatu hal yang
istimewa karena pada hakikatnya banyak orang percaya bahasa yang
ada mengarah pada kepunahan tinggal menunggu waktu.
Kebijakan tentang pelestarian bahasa ibu, dialek, dan tradisi
lokal menjadi tanggung jawab pemerintah dan semua warga, jangan
sampai bahasa daerah yang ada di Indonesia hilang.
Tradisi Timur sangat kuat menjunjung budaya, termasuk
bahasa, dialek, dan tradisi lisan yang berkembang di masyarakat.
Dalam penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi,
bahasa daerah dan dialek lokal tetap terbawa-bawa. Misalnya,
seseorang berbicara bahasa Indonesia dengan gaya Sunda atau
Banyumas. Ada
cengkok
yang berbeda, tampak aneh kalau orang
belum terbiasa mendengarnya bahkan bisa meng gelikan. Namun,
itulah kenyataan yang ada di lapangan.
Apa jadinya kalau bahasa daerah
Anda hilang dan Andalah orang
satu-satunya yang bisa dan mengerti
bahasa itu? Apakah tindakan Anda.
Diskusi
Tradisi lisan yang berkembang di Indonesia masih banyak
terdapat di masyarakat, di antaranya cerita dari mulut ke mulut
tentang sebuah peristiwa, legenda, dan mitos. Kemajuan tidak
menjadikan tradisi itu hilang, walaupun kelihatannya kurang
berkembang. Kenyataan nya tradisi sudah mendarah daging.
Salah satu contohnya orang masih mengenal istilah "pantangan"
(larangan). Kepedulian terhadap tradisi lisan itu dapat dilakukan
dengan cara:
1. mewariskan secara langsung kepada orang lain;
2. membuat catatan tentang tradisi lisan.
Kemajuan yang ada sekarang ini memungkinkan tradisi lisan
yang ada di Indonesia dapat dikumpulkan untuk dijadikan sebagai
catatan lengkap tentang tradisi. Kelemahan yang paling dirasakan
oleh bangsa timur terutama oleh orang Indonesia, yaitu lemah dalam
melakukan pencatatan sehingga yang jauh berkembang adalah tradisi
lisannya. Ucapan dari mulut ke mulut akan mengalami pengurangan
dan penambahan, sehingga ada sebuah pepatah yang mengatakan
bahwa kalau seseorang menitipkan uang pasti akan berkurang, tetapi
kalau menitipkan pesan pasti bertambah.
Bahasa, dialek, dan tradisi lisan adalah sebuah titipan buat
anak cucu kita, bukan warisan yang kita dapat dari pendahulu
kita. Pandangan yang menganggap bahasa, dialek, dan tradisi
lisan warisan dari pendahulu menyebabkan seseorang acuh tak
acuh untuk menyebarluaskan kepada generasi muda. Tentu ada
pertanyaan dalam diri kita, sebenarnya siapakah yang paling
bertanggung jawab dalam pelestarian bahasa, dialek, dan tradisi
lisan tersebut? Negara memiliki kekuasaan dan wewenang dalam
membuat sebuah kebijakan. Tidak akan berdaya jika masyarakat-
nya sudah tidak peduli lagi dengan tradisinya sendiri. Padahal
banyak peraturan yang dibuat untuk melindungi nilai tradisi
yang sudah ada tapi tidak efektif karena masyarakatnya sudah
tak peduli.
Sekarang ini, jarang sekali terdengar dalam berbagai media,
khususnya televisi, tentang kisah-kisah tradisi seperti legenda
terjadinya tempat. Orang tua juga jarang membacakan dongeng
ketika menidurkan anaknya. Hal itu dipengaruhi oleh “jiwa za-
man” yang sudah berbeda.
•
Genocida
• Tradisi lisan
• Bahasa ibu
• Tradisi lokal
Jejak Kata
110
Antropologi: Mengungkap Keragaman Budaya untuk Kelas XI
Carilah cara lain yang dapat membuat
seseorang peduli terhadap tradisi
lisan.
Aktif dan Kreatif
Cerita pengantar yang dibawakan orangtua ketika anaknya akan
tidur oleh sebagian kalangan dianggap sebagai proses pembodohan.
Jika ditelaah lebih jauh, hal itu justru akan mem
bangkitkan anak
untuk berpikir kreatif dengan daya imajinasi yang luas. Cerita
sebelum tidur merupakan contoh bagaimana tradisi lisan dipelihara.
Keadaan sekarang yang sudah sangat maju ini seharusnya bisa
dimanfaatkan dengan memanfaatkan teknologi informasi. Televisi
dan radio harus dapat dioptimalkan sebagai alat yang efektif
menyebarkan dan memelihara tradisi lisan.
Setelah mempelajari uraian tentang kepedulian terhadap bahasa, dialek, dan tradisi lisan
tersebut, buatlah sebuah kelompok yang terdiri atas 4–8 orang, ter
diri atas jenis kelamin
yang berbeda, berbeda agama, suku, ataupun ras. Kemudian, diskusikanlah sebuah tema
mengenai penggunaan bahasa ibu pada pelajar sebagai wujud kepedulian terhadap tradisi
bahasa dan tradisi lisan. Jika diperlukan, carilah referensi tambahan dari buku, koran,
majalah, atau situs internet. Presentasikan hasilnya di depan kelas. Guru mengamati
dan memberi nilai.
Bedah Budaya
•
Pengertian bahasa dalam Ensiklopedia Indonesia,
dijelaskan bahwa bahasa merupakan sistem tanda dan
bunyi yang secara sukarela diper guna kan oleh anggota
kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi,
dan meng identifikasi diri.
•
Dialek dibagi menjadi
beberapa jenis, yaitu: dialek regional,
dialek sosial, dialek temporal, dan dialek tinggi.
•
Ruang lingkup tradisi lisan mencakup: cerita rakyat,
teka-teki, peribahasa, pantun atau syair, mantra, dan
nyanyian rakyat.
Rangkuman
•
Austronesia terbagi menjadi empat wilayah budaya, yaitu:
Indonesia, Polinesia, Melanesia, dan Mikronesia.
•
Kepunahan bahasa terjadi kemungkinan karena:
– Sudah tidak ada yang menggunakannya.
– Penggunanya sudah meninggal dan tidak diwariskan
pada generasi selanjutnya.
Gambar 3.17
Nonton Televisi
T
elevisi dapat digunakan
sebagai alat yang efektif untuk
menyebarkan dan memelihara tradisi lisan.
Sumber:
Tempo,
13–19 Juni 2005
Bahasa, Dialek, dan Tradisi Lisan
111
Setelah mempelajari bab ini, adakah materi yang belum
Anda pahami? Jika ada, materi apakah yang belum
Anda pahami tersebut? Diskusi
kanlah materi
tersebut
Apa yang Belum Anda Pahami?
Peta Konsep
bersama teman-teman Anda dengan bimbingan guru.
Setelah selesai kerjakanlah soal-soal berikut.
Bahasa, Dialek,
dan Tradisi Lisan
Peran Bahasa dalam
Perspektif Budaya
Ciri-Ciri Bahasa Lisan
Jenis Dialek
Ruang Lingkup
Tradisi Lisan
Penyebab Bahasa
Cepat Hilang/Punah
Wilayah Budaya
Austronesia
- Produk Budaya
- Sarana dan Prasarana
Pengembang Ilmu dan Teknologi
- Akar Budaya Bangsa
yang Memilikinya
- Kalimatnya Pendek-pendek
- Sering Terputus-putus
- Sahut-menyahut Berganti-ganti
- Lagu Kalimat Berbeda-beda
Menurut Situasi
- Kadang Tidak dalam Uraian
Biasa
- Dialek Regional
- Dialek Sosial
- Dialek Temporal
- Dialek Tinggi
- Cerita Rakyat
- Teka-Teki
- Peribahasa
- Pantun atau Syair
- Mantra dan Nyanyian Rakyat
- Perang
-
Genocide
- Bencana Alam
- Dominasinya Penggunaan
Bahasa Tertentu
- Pelarangan Penggunaan
Bahasa Ibu
- Indonesia
- Polinesia
- Melanesia
- Mikronesia
terdiri atas
terdiri atas
terdiri atas
terdiri atas
terdiri atas
terdiri atas
meliputi
Berbagai uraian mengenai Bahasa dan Dialek yang telah dibahas
tersebut apabila diringkas dalam sebuah peta sebagai berikut.
112
Antropologi: Mengungkap Keragaman Budaya untuk Kelas XI
7. Berikut bukan merupakan penyebab kepu-
nahan bahasa, yaitu ....
a. sudah tidak ada yang menggunakan
b. tidak memiliki bahasa nasional
c. pelarangan penggunaan bahasa ibu
d. dominannya penggunaan b
ahasa tertentu
e. bencana alam
8. Hari Bahasa Ibu Internasional yang ditetap kan
oleh organisasi PBB diperingati setiap tanggal
....
a. 20 Februari
d. 20 April
b. 21 Februari
e. 21 April
c. 22 Februari
9. Berikut bukan merupakan bahasa yang
mendominasi setengah dari bahasa dunia,
adalah ....
a. Indonesia
d. Korea
b. India
e. Nigeria
c. Australia
10. Kepedulian seseorang terhadap tradisi lisan
dapat dilakukan dengan cara ....
a. membuat pedoman tentang tradisi lisan
b. membuat peraturan tentang tradisi
lisan
c. melaksanakan penyuluhan
d. membuat catatan tentang tradisi lisan
e.
melarang mewariskannya secara langsung
kepada orang lain
11. Berikut bukan merupakan wilayah budaya
Austronesia, yaitu ....
a. Indonesia
d. Mikronesia
b. Polinesia
e. Melayu
c. Melanesia
12.
Hari bahasa ibu internasional diperingati
pada ....
a. 14 Februari
b. 29 Februari
c. 21 Februari
d. 22 Februari
e. 1 Februari
1. Berikut bukan ciri-ciri bahasa lisan, ialah ....
a. kalimatnya panjang-panjang
b. sering terputus-putus
c. sahut-menyahut berganti-ganti
d. lagu kalimat berbeda-beda menurut
situasi
e. menggunakan bahasa yang baku
2. Berikut bukan merupakan jenis-jenis dialek,
adalah ....
a. dialek regional
b. dialek sosial
c. dialek temporal
d. dialek tinggi
e. dialek modern
3. Salah satu tanda adanya kehidupan berma-
syarakat bagi manusia, seperti peraturan dan
kebiasaan yang ada di masyarakat me rupa kan
pengertian dari ....
a. dialek
d. komunikasi
b. budaya
e. sosial
c. bahasa
4. Pengertian tersebut dinyatakan oleh ....
a. Martin Joos
b. Adi Sunaryo
c. Koentjaraningrat
d. Soeseno Kartomihardjo
e. Muhadjir
5. Berikut bukan
merupakan ruang lingkup
tradisi lisan,yaitu ....
a. cerita rakyat
b. peribahasa
c. puisi
d. pantun atau syair
e. teka-teki
6. Bahasa yang diprediksi akan berumur panjang
adalah bahasa ....
a. Indonesia
d. Melayu
b. Inggris
e. Australia
c. Cina
• Bahasa
• Austronesia
• Dialek
•
Genocide
•
Lingua franca
•
Rural speech
•
Dialektos
A. Jelaskan konsep-konsep berikut.
Uji Kemampuan Bab 3
Kerjakan pada buku latihan Anda.
B. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat.
Bahasa, Dialek, dan Tradisi Lisan
113
C. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan singkat dan tepat.
Kajian
Antropologi Bab 3
Analisis daerah tempat tinggal Anda, bagai-
mana kepedulian masyarakatnya terhadap
bahasa, dialek, dan tradisi lisan?
13. Berikut daerah yang termasuk dalam bahasa
Melanesia, yaitu ....
a. Rapaui
d. Banks
b. Raratonga
e. Tonga
c. Mauri
14. Cerita yang yang
tidak terkait oleh waktu dan
tempat disebut ....
a.
mite
d. mistik
b. dongeng
e. hikayat
c. legenda
15. Sifat dari cerita rakyat adalah ....
a. anonim
d. pantomim
b. sinonim
e. akronim
c. antonim
16. Berikut bukan merupakan bahasa yang di-
gunakan di wilayah Polinesia dan Makronesia,
adalah bahasa ....
a. Hawai
d. Bima
b. Maori
e. Rapanui
c. Tonga
17. Berikut daerah yang termasuk dalam bahasa
Indonesia, yaitu ....
a. bahasa Hawai
b. bahasa Maori
c. bahasa Tonga
d. bahasa Bima
e. bahasa Rapanui
18. B
ahasa Indonesia merupakan bagian dari
rumpun bahasa ....
a. Germani
b. Italic
c. Austronesia
d. Semit
e. Arya
19. Beberapa hal yang menjadi alasan dijadi kan-
nya bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan
adalah ....
a. bahasa Melayu telah lama menjadi bahas
pergaulan
b. bahasa Indonesia mudah untuk diter-
jemahkan ke dalam bahasa asing
c. bahasa Melayu sama dengan Bahasa
Indonesia
d. bahasa Melayu sulit untuk dipahami
e. bahasa Indonesia hasil kesepakatan pada
Sumpah Pemuda 1928
20. Ragam bahasa lisan resmi sering dilakukan
pada acara ....
a. pesta
b. resepsi
c. acara kenegaraan
d. acara gosip
e. pergaulan keseharian
1. Uraikan langkah-langkah penelitian dialek-
tologi.
2. Sebutkan empat macam dialek. Jelaskan.
3. Gambarkan perbedaan dialek masyarakat
kota dan masyarakat tradisional.
4. Bagaimana peran tradisi lisan pada masy
arakat?
5. Deskripsikan asal usul bangsa Austronesia.
6. Sebutkan empat macam bahasa Austronesia
di tinjau dari tipologinya.
7. Sebutkan enam macam wilayah yang termasuk
menggunakan bahasa Polinesia.
8. Apakah yang dimaksud
regional linguistik
grouping
?
9. Tunjukkanlah bukti mengenai penggunaan
bahasa Indonesia pada masa lampau.
10. Mengapa bahasa Melayu dijadikan sebagai
lingua franca
?
Tulis dalam buku tugas Anda, kemudian kum-
pulkan kepada guru Anda.
114
Antropologi: Mengungkap Keragaman Budaya untuk Kelas XI
1. Bahasa dalam perspektif budaya memiliki
peranan sebagai ....
a. sarana dan prasarana
b. pengembangan ilmu dan teknologi
c. alat perang
d. bagian dari seni
e. alat persatuan penggerak massa dalam
aksi
2. Bahasa menjadi alat vital dalam pergaulan
karena ....
a. bahasa memberikan petunjuk
b. bahasa sebagai alat penyampai pesan
c. bahasa sebagai alat ukur tindakan
d. bahasa sebagai pemanis hubungan
e. bahasa sebagai pedoman perilaku dalam
kehidupan
3. Berikut bukan merupakan tingkat kefor malan
bahasa menurut Martin Joos
adalah ....
a. ragam baku
b. ragam resmi
c. ragam konsultatif
d. ragam santai
e. ragam lokal
4. Bahasa merupakan dasar kebudayaan. Hal
tersebut karena ....
a. bahasa sebagai alat berpikir
b. gerakan manusia dari hasil bahasa
c. semua kegiatan manusia dituangkan
dalam bahasa
d. tanpa ucapan bahasa tidak terjadi komu-
nikasi
e. komunikasi hanya bisa dilakukan melalui
bahasa
5. Penggunaan istilah-istilah seperti
ada deh
,
nih
ye
,
cewek
(perempuan) atau
cowok
(laki-laki),
lu
(Anda),
gue
(saya),
trendi
, merupa kan contoh
dialek ....
a. Sunda
b. Betawi
c. Banyumas
d. Manado
e. Banjar
6. Cerita yang dikaitkan dengan asal mula suatu
tempat dan berbicara tentang dunia nyata
adalah ....
a. mistik
b.
mite
c. hikayat
d. legenda
e. dongeng
7. Berikut contoh sumber dialek lisan, yaitu ....
a. cerita rakyat
b. naskah
c. kamus
d. kitab penunjang
e. atlas
8. Sarana pewarisan budaya tradisi yang paling
efektif adalah ....
a. negara
b. masyarakat
c. keluarga
d. sekolah
e. lembaga budaya
9. Hilangnya penggunaan bahasa dapat di akibat-
kan oleh ....
a. perang
b. UU Antipornogra
fi
c. televisi
d. perkembangan bahasa gaul
e. adanya serangan dari
alien
10. Berikut bukan merupakan negara yang men-
dominasi setengah dari semua bahasa di
dunia, yaitu ....
a. Papua New Guinea
b. Indonesia
c. Nigeria
d. India
e. Yunani
11. Sifat dari cerita rakyat adalah ....
a. antomim
b. anonim
c. sinomin
d. akronim
e. pantomim
12. Austronesia sec
ara bahasa dapat diartikan
sebagai ....
a. kepulauan selatan
b. kepulauan tenggara
c. kepulauan barat
d. kepulauan timur
e. kepulauan tengah
13. Berikut bukan merupakan wilayah Austronesia
menurut Fischer, yaitu ....
a. Melanesia
b. Polinesia
c. Mikronesia
d. Indonesia
e. Asiatik
Uji Kemampuan Semester 2
Kerjakan pada buku latihan Anda.
A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat.
Uji Kemampuan Semester 2
115
14. Kelompok b
ahasa ini digunakan di dua
wilayah Indonesia, terutama Indonesia
bagian tengah (Sulawesi Tengah dan Selatan,
Kalimantan, Sumbawa), sebagian Indonesia
bagian barat (Sumatra), dan Filipina. Hal ini
merupakan pembagian bahasa secara tipologi
menggunakan sistem ....
a. morfologi diatesis
b. diatesis
c. tertutup
d. campuran
e. tanpa diatesis
15. Bahasa tidak dapat dikatakan sebagai bagian
dari suatu kekerabatan bahasa jika ....
a. digunakan oleh bangsa lain
b. terdapat kata-kata yang mengandung
makna sama
c. berasal dari kelompok bangsa yang
sama
d. digunakan sebagai penghubung antar-
bangsa
e. masih ada unsur persamaan dalam
dialek
16. Berikut bukan merupakan pulau yang pen-
duduknya menggunakan bahasa Melanesia
digunakan yaitu ....
a. Pulau Fiji
b. Pulau Banks
c. Pulau Solomon
d. Pulau New Britain
e. Pulau Tonga
17. Berikut daerah yang termasuk dalam bahasa
Melanesia adalah ....
a. Rapaui
b. Raratonga
c. Tonga
d. Mauri
e. Banks
18. B
erikut ini merupakan jenis-jenis dialek,
kecuali ....
a. dialek regional
b. dialek sosial
c. dialek temporal
d. dialek tinggi
e. dialek rendah
19. Penyebab terjadinya pengelompokan bahasa,
yaitu ....
a. wilayah yang sama
b. terdapat banyak kesamaan
c. ada hubungan sejarah
d. kesepakatan dalam kesamaan
e. terdapat istilah yang sama
20. Peny
ebab bahasa cepat meng
alami kepunah an,
kecuali ....
a. perang
b. perpindahan penduduk
c.
genocide
d. bencana alam
e. pelarangan penggunaan bahasa ibu
21. Berikut bukan merupakan wilayah budaya
Austronesia, yaitu ....
a. Polinesia
b. Melanesia
c. Indonesia
d. Melayu
e. Mikronesia
22. B
erikut bukan merupakan ruang lingkup
tradisi lisan, yaitu ....
a. cerita rakyat
b. pantun atau syair
c. peribahasa
d. puisi
e. teka-teki
23.
Cerita tentang dunia dewa-dewi yang di-
anggap benar terjadi serta dianggap suci,
adalah ....
a. legenda
b. mistik
c. mite
d. hikayat
e. dongeng
24. Berikut ini yang bukan merupakan ciri-ciri
bahasa lisan adalah ....
a. kalimat yang dipergunakan teratur dan
konsisten
b. kalimatnya pendek-pendek
c. sering terputus-putus
d. lagu kalimat berbeda menurut siuasi
e. sahut menyahut berganti-ganti
25. Terdapat delapan negara yang tercatat men-
dominasi setengah dari semua bahasa di
dunia, kecuali ....
a. Papua New Guinea
b. Indonesia
c. India
d. Australia
e. Jerman
26. Fiji dan New Britain
termasuk dalam rumpun
bahasa ....
a. Polinesia
b. Melanesia
c. Indonesia
d. Papua
e. Mikronesia
27. B
erikut bukan merupakan macam-macam
tingkat keformalan bahasa, yaitu ....
a. ragam baku
b. ragam resmi
c. ragam konsiltatif
d. ragam tradisional
e.
intimate
116
Antropologi: Mengungkap Keragaman Budaya untuk Kelas XI
28. Berikut bukan merupakan jenis-jenis dialek,
adalah ....
a. dialek regional
b. dialek sosial
c. dialek modern
d. dialek temporal
e. dialek tinggi
29. Pengertian tersebut dinyatakan oleh ....
a. Martin Joos
b. Adi Sunaryo
c. Koentjaraningrat
d. Soesono Kartomihardjo
e. Muhardjir
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan singkat dan tepat.
30. Salah satu tanda adany
a kehidupan bermasya -
rakat bagi manusia, seperti pera turan dan
kebiasaan yang ada di masyarakat, merupa-
kan pengertian dari ....
a. dialek
b. bahasa
c. budaya
d. sosial
e. tradisi
1. Uraikan yang dimaksud dengan bahasa dan
dialek.
2. Apa perbedaan dialek sosial dan dialek
geogra
fi
s?
3. Sebutkan lima macam ciri dari bahasa lisan.
4. Bagaimana pendapat Anda dengan maraknya
bahasa gaul yang sering digunakan oleh
masyarakat?
5. Tunjukkan keterkaitan antara bahasa dan
dialek.
6. Bagaimanakah asal usul bangsa Austronesia?
7. Bedakan empat macam wilayah budaya
Austronesia.
8. Jabarkan karakteristik bahasa Austronesia.
9. Sebutkan karakteristik bahasa Papua.
10. Apa yang dimaksud
regional linguistic grouping
?
11. Sebutkan
delapan negara yang tercatat men-
dominasi setengah dari semua bahasa di
dunia.
12. Mengapa bahasa cepat hilang atau punah?
13. Uraikan dua golongan
bahasa yang ada di
masyarakat.
14. Bagaimana bahasa dalam prespektif budaya?
15. Apa yang harus seseorang lakukan sebagai
wujud kepedulian terhadap tradisi lisan?
16. Mengapa bahasa Melayu dijadikan sebagai
lingua franca
?
17. Sebutkan kepala suku yang berada di suku
Dani.
18. Deskripsikan mengenai bahasa Mombum.
19. Buat
lah masing-masing satu contoh dari
pantun nasihat, berkasih-kasihan, dan j
enaka.
20. Uraikan perbedaan antara mite, legenda, dan
dongeng.
Uji Kemampuan Akhir Tahun
117
Uji Kemampuan
Akhir Tahun
Kerjakan pada buku latihan Anda.
1. Perhatian antropologi telah beralih ke suku-
suku yang hidup di perdesaan di wilayah
Eropa sendiri. Pernyataan tersebut m
enun juk -
kan perkembangan antropologi pada ....
a. sebelum 1800-an
b. fase pertama
c. fase kedua
d. fase Ketiga
e. fase Keempat
2. Pola perilaku dalam memenuhi kebutuhan
manusia merupakan bidang kajian ....
a. Ilmu Antropologi
b. Ilmu Sosiologi
c. Ilmu Psikologi
d. Ilmu Sejarah
e. Ilmu Ekonomi
3. Negara Indonesia merupakan negeri di bawah
angin karena pentingnya posisi Indonesia di
mata dunia. Pendapat ini di sampaikan oleh ....
a. Koentjaraningrat
b. Anthony Reid
c. Parsudi Suparlan
d. Clyde Kluckhohn
e. Alfred L. Kroeber
4. Kebudayaan merupakan keseluruhan sistem
gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia
dalam rangka kehidupan masyarakat yang
dimiliki manusia dengan belajar. Definisi
kebudayaan tersebut adalah pendapat ....
a. Koentjaraningrat
b. Selo Sumardjan dan Soelaeman Sumardi
c. Anthony Reid
d. C. Kluckhohn dan Alfred L. Kroeber
e. F. Barth
5. Secara
antropologis, pencampuran kebu daya-
an terjadi dalam berbagai bentuk sebagai
berikut, kecuali ....
a. substitusi
b. sinkretisme
c. penambahan
d. asimilasi
e. originasi
6. Berikut ini yang bukan faktor pendorong
asimilasi adalah ....
a. toleransi
b. simpati
c. sikap terbuka
d. perkawinan campuran
e. prasangka
7. Pengaruh negatif yang timbul akibat ketidak-
siapan menerima budaya asing dalam
masyarakat Indonesia di antaranya sebagai
berikut, kecuali ....
a. individualisme
b. hedonisme
c. fanatisme
d. sekularisme
e. konsumerisme
8. Kebudayaan Indonesia merupakan puncak
kebudayaan daerah. Hal ini telah mencakup
aspek mutu karena ungkapan puncak be-
rarti unsur-unsur yang paling tinggi mutunya.
Pernyataan tersebut merupakan pendapat ....
a. Koentjaraningrat
b. Ki Hadjar Dewantara
c. Poerbatjaraka
d. Sanusi Pane
e. Sutan Takdir Alisyahbana
9. Pengertian dari difusi adalah ....
a. proses penyebaran unsur-unsur kebu-
daya an dari suatu kelompok ke kelompok
lainnya atau dari satu masyarakat ke
masyarakat lainnya
b. proses perubahan kebudayaan secara
total akibat membaurnya dua kebu-
dayaan atau lebih sehingga ciri-ciri
kebudayaan yang asli atau lama tidak
tampak lagi
c. suatu proses hilangnya batas-batas
wilayah negara dan tidak penting lagi
bagi kehidupan sosial
d. pemusnahan dua kebudayaan yang
berbeda
e. dua budaya yang hidup secara ber-
dampingan
10. Faktor penghambat pembang
unan kebudaya an
adalah ....
a. sikap fanatisme berlebihan
b. meningkatkan ketakwaan
c. menjalin kerja sama antarsuku
d. memperkuat integrasi
e. memajukan kebudayaan nasional
11. M. J. Herskovits merumuskan empat unsur
pokok kebudayaan, kecuali ....
a. alat-alat teknologi
b. sistem ekonomi
c. keluarga
d. kekuasaan politik
e. sistem norma
A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat.
118
Antropologi: Mengungkap Keragaman Budaya untuk Kelas XI
12. Fungsi sosialnya rumah dibedakan menjadi
sebagai berikut, kecuali
....
a. rumah tempat tinggal keluarga kecil
b. rumah tempat tinggal keluarga besar
c. rumah ibadah
d. rumah tetangga
e. rumah tempat pertemuan
13. Berikut ini yang bukan termasuk faktor peng-
hambat integrasi adalah ....
a. suku bangsa yang beragam
b. lingkungan yang sangat beragam
c. perkawinan campur
d. perbedaan latar belakang sejarah
e. perbedaan dalam unsur-unsur budaya
14. Modernisasi adalah suatu bentuk perubahan
sosial. Pendapat tersebut disampaikan ....
a. Alex Inkeles
b. James Danandjaja
c. Soerjono Soekanto
d. Koentjaraningrat
e. Harsojo
15. Masy
arakat yang tinggal di hutan tropis,
mayoritas bermata pencarian ....
a. bertani menetap
b. penebang pohon
c. berladang
d. berdagang
e. berburu dan meramu
16. Agama m
erupakan pedoman bagi kehidupan
manusia karena dengan agama kehidupan
manusia menjadi ....
a. statis tanpa dorongan ingin lebih maju
b. terarah pada jalan kehidupan yang
benar
c. terdorong melakukan tindakan untuk
dipuji orang
d. selalu pamrih dalam menolong orang lain
e. memiliki rasa paling benar dalam setiap
keadaan
17. G
aris keturunan yang selalu dihubungkan
dengan ayah disebut ....
a. patrilineal
b. matrilineal
c.
double unilateral
d. parental
e. alternered
18. Peny
ebab perkembangan bahasa saat ini lebih
mengarah pada hal yang bersifat pragmatis,
adalah ....
a. kekuatan dari pendukung bahasa sangat
menentukan keberadaannya
b. negara pendukung atau asal dari suatu
bahasa yang memiliki kekuatan baik
dalam hal ekonomi, pendidikan, maupun
seni
c. zaman sekarang orang merasa tidak
lengkap tanpa menguasai bahasa lebih
dari satu
d. pandangan masyarakat lebih tinggi
terhadap orang yang menguasai banyak
bahasa
e. kehidupan masyarakat sekarang yang
bersifat pragmatis
19. Difus
i yang terjadi antarindividu dari dua
masyarakat disebut ....
a. difusi ekternal
b. difusi internal
c. difusi antarmasyarakat
d. difusi intramasyarakat
e. difusi simbiotik
20. B
erikut yang bukan merupakan kesatuan
masya rakat dilihat berdasarkan mata pen-
carian dan ekonomi suku-suku bangsa di
dunia adalah ....
a. berburu dan meramu
b. menangkap ikan
c. berlayar
d. berdagang
e. bertani menetap
21. Fungsi dari kesenian adalah sebagai berikut,
kecuali ....
a. sebagai sarana penghormatan terhadap
keluarga kerajaan
b. sebagai bagian dari ritual keagamaan
c. sebagai sarana hiburan
d. sebagai sarana mengekspresikan etno-
sentrisme
e. sebagai ciri khas yang dapat membeda-
kan kehidupan masyarakat di pegunung-
an atau daerah pesisir.
22. Berik
ut ini bukan merupakan fungsi religi
adalah ....
a. perlindungan warga masyarakat dalam
peperangan
b. jaminan kesuburan dan reproduksi
c.
pengaruh bagi pimpinan dalam menetap-
kan kebijakan yang baik.
d. membentuk dasar untuk nilai-nilai etika
bagi masyarakat.
e. sebagai sarana pewarisan kesenian
23.
Perkembangan kebudayaan yang melalui
tahapan tertentu dan relatif lama disebut ....
a. revolusi kebudayaan
b. evolusi kebudayaan
c. involusi kebudayaan
d. enkulturasi
e. akulturasi
Uji Kemampuan Akhir Tahun
119
24. B
erikut ini merupakan hal-hal yang tidak
perlu diperhatikan dalam proses akulturasi.
a. nama-nama dan alamat tokoh yang
menggagas akulturasi
b. keadaan masyarakat penerima sebelum
proses akulturasi mulai berjalan
c. individu-individu dari kebudayaan
asing yang membawa unsur kebudayaan
asing
d. program saluran yang dilalui oleh unsur-
unsur kebudayaan asing untuk masuk ke
dalam kebudayaan penerima.
e. reaksi individu yang terkena unsur-unsur
kebudayaan asing.
25. Faktor-faktor yang memudahkan pembauran
atau asimilasi sebagai berikut, kecuali ....
a. toleransi
b. kon
fl
ik
c.
adanya persamaan dalam bidang ekonomi
d. adanya perkawinan campuran
e. adanya perasaan simpati terhadap kebu-
dayaan lain.
26. Penem
uan unsur kebudayaan yang baru,
baik berupa alat maupun yang berupa
gagasan yang diciptakan oleh seo
rang
individu di sebut ....
a. inovasi
b.
invention
c.
discovery
d. amalgamasi
e. akulturasi
27. Solidaritas yang didasarkan pada kesadaran
kolektif bersama yang menunjukkan pada
totalitas dan perilaku bersama yang terdapat
dalam masyarakat adalah ....
a. solidaritas sosial
b. solidaritas regional
c. solidaritas mekanik
d. solidaritas organik
e. solidaritas antarteman
28. B
erikut ini merupakan faktor pendorong
integrasi, kecuali ....
a. perbedaan latar belakang sejarah
b. mau menerima perbedaan dan melihat-
nya sebagai bagian kebudayaan nasional
c. sikap ramah tamah dan gotong royong
d. sikap toleransi dan empati
e. mau mencari unsur-unsur kebudayaan
yang mengandung persamaan budaya
yang diterima umum.
29. Bentuk kehidupan bersama tempat anggota-
anggotanya terikat oleh hubungan batin yang
murni dan bersifat alamiah serta tahan lama
adalah ....
a. perkumpulan
b. paguyuban
c. patembayan
d. kelompok
e. kerukunan
30. B
ahasa adalah suatu sistem bunyi yang
jika digabungkan menurut aturan tertentu
menimbulkan arti yang dapat ditangkap
oleh semua orang yang berbic
ara dalam
bahasa itu. De
fi
nisi bahasa tersebut disampaikan
oleh ....
a Koentjaraningrat
b. Harsojo
c. William A. Haviland
d. Malinowsky
e. Clifford Geertz
31. Menurut tingkat keformalannya, bahasa
terdiri atas beberapa macam sebagai berikut,
kecuali ....
a. ragam baku
b. ragam resmi
c. ragam seni
d. ragam santai
e. intimate
32. Suku bangsa yang t
elah mengenal bahasa tulis
sebelum masa kolonial adalah ....
a. Jawa
b. Sunda
c. Makassar
d. Dani
e. Bali
33. Berikut ini yang bukan ciri-ciri bahasa lisan
adalah ....
a. kalimatnya panjang-panjang
b. sering terputus-putus
c. sahut-menyahut berganti-ganti
d. lagu kalimat berbeda menurut situasi
e. kadang-kadang dipergunakan dialog
yang tidak akan diuraikan dalam per-
cakapan biasa
34. Dialek yang dipakai oleh kelompok tertentu
disebut juga sebagai ....
a. dialek setempat
b. dialek sosial
c. dialek tinggi
d. dialek regional
e. dialek temporal
35. "Si perut panjang" ad
alah sirkumlokusi untuk
menyebut ular pada masyarakat ....
a. Baduy
b. Bugis
c. Bali
d. Banjar
e. Banyumas
120
Antropologi: Mengungkap Keragaman Budaya untuk Kelas XI
36. B
erikut ini yang bukan jenis dongeng menurut
kajian folklor adalah ....
a. dongeng binatang
b. dongeng biasa
c. dongeng berumus
d. dongeng horor
e. lelucon dan anekdot
37. Cerita mengenai t
erjadinya gunung Tangkuban
Perahu merupakan contoh
....
a. mitos
b. legenda
c. ungkapan tradisional
d. bahasa rakyat
e. dongeng
38.
Wilayah subrumpun bahasa yang mem-
bentang dari Pasi
fi
k Barat sampai ke Laut
Arafura, utara dan timur laut Australia
adalah ....
a. Austronesia
b. Indonesia
c. Polinesia
d. Mikronesia
e. Melanesia
39. Menurut tipologinya berikut ini yang me
rupa-
kan anggota kelompok bahasa Austronesia
adalah ....
a. bahasa dengan sistem diatesis morfologi
b. bahasa dengan sistem diatesis camp
uran
c. bahasa dengan sistem diatesis tertutup
d. bahasa-bahasa tanpa sistem diatesis
e. jawaban a,b,c, dan d benar
40. Hal yang
menjadikan bahasa ibu dapat hilang
atau punah sebagai berikut, kecuali ....
a. perang
b.
genocide
c. dominannya penggunaan bahasa ter-
tentu
d. ibu meninggal dunia
e. bencana alam
1. Bandingkan pengertian kebudayaan menurut
Koentjaraningrat dan Selo Soemardjan beserta
Soelaeman Soemardi.
2. Apakah yang dimaksud dengan budaya
lokal?
3.
Bagaimanakah proses kemunculan antropologi
sebagai ilmu?
4. Sebutkan beberapa hal yang dapat mencegah
terjadinya gesekan antarbudaya.
5. Apa perbedaan antara toleransi dan empati?
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan singkat dan tepat.
C. Membuat Etnografi Sederhana
Sebagai siswa yang telah mempelajari Antropologi, Anda diharapkan dapat membuat etnogra
fi
sederhana. Pembuatan etnogra
fi
meliputi pelukisan budaya lokal tertentu dengan melakukan studi
partisipasi. Proses studi partisipasi dilakukan dengan melakukan pengamatan awal tentang apa
yang akan Anda teliti. Anda boleh memilih budaya lokal tersebut sebagai suku bangsa tertentu, atau
sekadar komunitas profesi semisal pedagang, guru, petani, nelayan, dokter, atau profesi yang lain di
lingkungan sekitar tempat tinggal Anda. Setelah Anda menentukan pilihan, Anda harus menentukan
sekurang-kurangnya tiga orang sumber yang dianggap mewakili komunitas yang akan Anda teliti.
Anda juga perlu melengkapi diri dengan beberapa sumber pustaka yang berkaitan dengan tema
dan komunitas yang Anda teliti tersebut. Selama proses pengamatan, Anda dianjurkan melakukan
wawancara formal dan informal dengan informan. Wawancara tersebut dapat mengacu pada pedoman
wawancara yang disajikan berikut. Setelah semua hal tersebut sudah dilakukan, tugas Anda berikutnya
adalah menyusunnya dalam bentuk makalah yang sekurang-kurangnya memiliki tiga bagian, yaitu
pendahuluan, isi, dan kesimpulan.
6. Apa yang dimaksud dengan pencampuran
atau akul turasi?
7. Uraikan mengenai konsep etnosentrisme serta
berilah penjelasan berupa contohnya dalam
kehidupan sehari-hari.
8. Paparkan tentang salah unsur budaya
universal beserta contohnya.
9. Faktor-faktor apakah yang menjadi peng-
hambat integrasi nasional?
10. Bagaim
anakah proses penyebaran bahasa
Austronesia hingga sampai ke Indonesia?
Uji Kemampuan Akhir Tahun
121
Pedoman Wawancara
a. Keadaan Geogra
fi
s
1) Letak berdasarkan garis lintang ... garis bujur ...(jika ada)
2) Letak administratif
• Desa/Kelurahan : ........................................................................................
• Kecamatan
: ........................................................................................
• Kabupaten
: ........................................................................................
• Provinsi
: ........................................................................................
3) Batas wilayah berbatasan dengan
• Selatan
: ........................................................................................
• Utara
: ........................................................................................
• Barat
: ........................................................................................
• Timur
: ........................................................................................
4) Ketinggian ... m di atas permukaan laut
5) Morfologi
• Daratan
• Perbukitan
• Pegunungan
• Curah hujan
• Suhu
6) Iklim
: ........................................................................................
7) Sungai yang mengalir
: ........................................................................................
8) Penggunaan lahan
•
Sawah ... ha/ ... %
•
Perumahan ... ha/...%
•
Hutan ... ha/ ... %
•
Lain-lain ... ha/ ... %
9) Mata pencarian penduduk
•
Pertanian... ha/ ... %
• Perdagangan... ha/...%
•
Lain-lain ... ha/ ... %
10) Jenis pekerjaan/ produksi utama
: ............................................................
11) Jenis pekerjaan/ produksi sampingan : ............................................................
12) Jumlah penduduk
: ... orang
13) Pertumbuhan penduduk : ... orang/ tahun
14) Komposisi penduduk :
•
laki-laki
: ... orang/ ... %
•
perempuan : ... orang/ ... %
• usia
: ...
15) Kepadatan penduduk : .......................................................................................
16) Penyebaran penduduk : .......................................................................................
b. Asal usul dan sejarah budaya lokal
1) Laporan hasil penggalian sebelumnya yang diketahui tentang nenek moyang
2) Dongeng suci/mitologi : ......................................................................................
122
Antropologi: Mengungkap Keragaman Budaya untuk Kelas XI
3) Folklor
: .......................................................................................................
4) Cerita rakyat : ......................................................................................................
5) Kesusastraan : ......................................................................................................
6) Cerita tentang : .......................................................................................................
• penciptaan alam
• penciptaan manusia
• kepercayaan
c. Perumahan
1) penyebaran rumah
• mengelompok
• memanjang
• menyebar
2) Bahan untuk membuat rumah : ...........................................................................
3) Bentuk rumah
• bubungan (atap)
•
lantai panggung atau bukan
4) Orientasi bangunan rumah
• memanjang barat-timur
•
memanjang utara-selatan
• tidak beraturan
5) Tata ruang rumah (buat sketsanya) : ................................................................
6) Fungsi ruangan : ....................................................................................................
7) Bangunan bukan rumah yang ada di area yang diteliti dan fungsinya
d. Teknologi
1) Peralatan yang digunakan untuk mencari nafkah : ............................................
2) Cara kerja, praproduksi (menanam, mempersiapkan bahan-bahan yang akan di-
produksi), produksi (pengolahan, proses pembuatan, penyajian), pascaproduksi
(penyimpanan dan pemasaran)
3) Pantangan-pantangan dalam bekerja : ................................................................
4) Upacara/doa atau kegiatan spiritual yang dilakukan : .....................................
5) Peralatan rumah tangga : ...................................................................................
6) Senjata
: ......................................................................................
e. Organisasi sosial
1) Sistem kekerabatan : ...............................................................................................
2) Istilah-istilah lokal dalam kekerabatan
(ibu, ayah, anak, paman, bibi, kakek, nenek, dan sepupu)
3) Aturan perkawinan dan memilih jodoh : .............................................................
4) Upacara adat dalam perkawinan : .......................................................................
5) Sistem pengaturan kekuasaan dan nama pimpinannya : .................................
6) Aturan tempat tinggal : .........................................................................................
7) Organisasi kemasyarakatan dan pimpinannya : ................................................
f. Bahasa (dialek)
1) Bahasa lokal yang dipergunakan
: ...................................................................
2) Penguasaan bahasa Indonesia : ..................................................................
Uji Kemampuan Akhir Tahun
123
3) Hubungan bahasa (dialek) dengan pelapisan sosial : ........................................
4) Perbatasan penggunaan bahasa (dialek)
g. Sistem pengetahuan
1) Pengetahuan tentang penciptaan alam....................................................................
2) Pengetahuan tentang musim (dalam arti iklim ataupun tuntutan kerja) : .......
3) Pengetahuan mengenai mata pencarian dan usaha untuk bertahan hidup atau lebih
baik lagi.
h. Sistem religi
1) Nama Religi (jika ada) : .............................................................................................
2) Upacara, ibadah atau ritual Religi : ........................................................................
3) Waktu pelaksanan upacara, ibadah atau ritual : ...................................................
4) Perlengkapan yang harus ada : ................................................................................
5) Berbagai jenis religi yang masih dianut (misalnya roh halus, benda material, dan
sebagainya)
6) Pantangan-pantangan dalam
• memilih jodoh
• bergaul
• membuat rumah
•
mata pencarian (bekerja)
i.
Kesenian (jenis, peralatan, dan waktu pergelarannya)
1) Seni suara : ...............................................................................................................
2) Seni musik : ...............................................................................................................
3) Seni ukir : ...............................................................................................................
4) Seni sastra, cerita rakyat, dan sebagainya : ............................................................
5) Kerajinan tangan : .....................................................................................................
j.
Pakaian laki-laki dan perempuan
1) Sehari-hari : .......................................................................................................
2) Pakaian adat : .......................................................................................................
3) Upacara adat : .......................................................................................................
k. Lain-lain